Saat kampanye, calon yang berkontestasi sudah jelas sehingga perhatian masyarakat tak lagi terpaku kepada Emil-Uu.
Merujuk survei Indo Barometer pada 20-23 Januari 2018, elektabilitas Emil-Uu sebesar 44,8 persen.
Sementara, berdasarkan surver 20-26 Maret, elektabilitas Emil-UU 36,7 persen.
"Rindu (Emil-Uu) mengalami penurunan, terutama sejak penetapan calon. Ketika calonnya sudah fixed dan calon-calonnya sudah bekerja, serta datangnya 2 kandidat baru seperti Hasanah (Hasanuddin-Anton) dan Asyik (Sudrajat-Ahma Syaikhu) itu menggerogoti suara," kata Qodari, di Hotel Harris Suites FX Sudirman, Senayan, Jakarta, Kamis (19/4/2018).
Hal itu terlihat dari peningkatan elektabilitas tiga pasangan calon lainnya.
Pada survei Januari 2018, elektabilitas Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi sebesar 27,9 persen.
Sementara itu, elektabilitas Sudrajat-Ahmad Syaikhu sebesar 0,9 persen. Sedangkan Hasanuddin-Anton Charliyan sebesar 1,0 persen.
Adapun, dalam survei 20-26 Maret, elektabilitas ketiganya mengalami peningkatan.
Deddy-Dedi meningkat menjadi 31,3 persen; Sudrajat-Syaikhu meningkat menjadi 5,4 persen; dan Hasanuddin-Anton menjadi 3,4 persen.
Selanjutnya, semua akan bergantung pada cara masing-masing pasangan calon menjaga basis massa di setiap daerah.
"Ada daerah-daerah di mana ini bisa dilewati, ada juga daerah-daerah pemilihan yang itu tak bisa dilewati (masing-masing pasangan calon)," lanjut Qodari.
Survei dilakukan terhadap 1.200 responden di 27 kota dan kabupaten di Jawa Barat pada 20-26 Maret.
Margin of error 2,83 persen (hasil survei bisa bertambah atau berkurang 2,83 persen) dan tingkat kepercayaan 95 persen. Survei dibiayai secara mandiri oleh Indo Barometer.
https://nasional.kompas.com/read/2018/04/20/09023851/elektabilitas-ridwan-kamil-uu-turun-di-survei-indo-barometer-apa-sebabnya