Salin Artikel

Kelakar Prabowo yang Lebih Hati-hati Berpidato ketika Ada Wartawan

Hal itu diungkapkan Prabowo saat diwawancarai wartawan di sela rapat kerja nasional (Rakernas) Partai Gerindra, di Hotel Sultan, Jakarta, Kamis (5/4/2018).

Prabowo menanggapi seluruh pertanyaan wartawan mulai dari soal pembahasan rakernas hingga rencana pendeklarasian dirinya sebagai capres di Pilpres 2019.

Saat Prabowo hendak memasuki ruang rapat, seorang wartawan bertanya kepada mantan Danjen Kopassus itu soal kasus Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto Mayjen TNI dokter Terawan Agus Putranto.

Terawan merupakan dokter yang mengenalkan metode "cuci otak" untuk mengatasi penyakit stroke, dan diberhentikan sementara dari keanggotaan Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

Prabowo kembali menghampiri kerumunan wartawan dan menjawab pertanyaan.

Ia mengaku pernah menjadi pasien dokter Terawan dan sudah tiga kali diterapi karena penyakit vertigo yang dideritanya.

"Saya ini sudah tiga kali diterapi oleh Terawan. Saya tiga kali, mau yang keempat kali. Saya dulu, biasalah, orang sudah 60-an tahun," ujar Prabowo.

Kemudian, Prabowo berkelakar soal kemampuannya berpidato hingga lima jam.

Bahkan kalau tidak ada wartawan bisa lebih lama. Ia mengatakan, saat ini lebih berhati-hati dalam berpidato, apalagi saat diliput oleh wartawan.

"Saya dulu vertigo, setelah itu periksa ke Beliau, disarankan, bersihkan. Alhamdulillah, sekarang saya bisa tiga jam pidato," kata Prabowo.

"Kalau dikasih kopi bisa 5 jam pidatonya. Tapi kalau enggak ada wartawan, bisa lebih lama lagi. Kalau sekarang pidato ada kalian (wartawan), saya harus hati-hati bicaranya. Harus sopan," kata Prabowo sambil tertawa.

Beberapa kali,pidato Prabowo memang menjadi polemik setelah diberitakan oleh media massa nasional.

Terakhir, pernyataan Prabowo mengenai para elite di Tanah Air yang menimbulkan beragam reaksi. 

https://nasional.kompas.com/read/2018/04/05/21104891/kelakar-prabowo-yang-lebih-hati-hati-berpidato-ketika-ada-wartawan

Terkini Lainnya

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke