Salin Artikel

Mendag: Boleh Impor Daging Sapi, Asal Jualnya Rp 80.000 Per Kilogram

Namun, izin impor itu akan diberikan khusus kepada importir yang menjual daging sapi seharga Rp 80.000 per kilogram.

"Kemarin saya sudah panggil seluruh importir daging. Saya katakan, hanya akan mengeluarkan izin impor daging paha depan dan sebagainya, bagi yang bersedia menjual ke konsumen sebesar Rp 80.000," ujar Enggartiast, di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (5/4/2018).

Jika tak ada importir yang bersedia mengikuti kebijakan tersebut, Enggar menegaskan, perusahaan BUMN yang akan mengambilnya.

"Kalau tidak ada (importir) yang mau, kami impor sendiri melalui BUMN," ujar dia.

Mengenai ketersediaan stok daging sapi untuk Lebaran sendiri, Enggartiasto sudah berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian.

Kementan menyatakan siap menyediakan daging sapi dengan harga Rp 80.000 per kilogram kepada konsumen. Daging sapi yang disiapkan itu berbentuk daging sapi beku.

"Ada daging sapi yang dari Australia, New Zealand, Meksiko, Spanyol. Sekarang sedang disiapkan Kementerian Pertanian," ujar Enggar.

Sementara, mengenai bahan pokok lainnya seperti beras, telur, daging ayam, gula atau minyak goreng, Enggartiasto memastikan, dalam kondisi stabil.

Untuk telur serta daging ayam, ia justru khawatir harganya akan "terjun bebas". Pasalnya, berdasarkan data dari lapangan, suplai dua jenis pangan tersebut berlebihan.

https://nasional.kompas.com/read/2018/04/05/19092681/mendag-boleh-impor-daging-sapi-asal-jualnya-rp-80000-per-kilogram

Terkini Lainnya

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Nasional
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke