Edi melihat sosok Probosutedjo merupakan pengusaha yang peduli dengan ekonomi kerakyatan. Menurutnya, Probosutedjo selalu meletakkan perhatiannya terhadap ketertinggalan ekonomi rakyat.
"Ia menunjukkan keberpihakannya kepada ekonomi dan ketertinggalan kaum pribumi," ujar Sri Edi.
Sri Edi menganggap almarhum sebagai sahabat. Ia pun merasa kehilangan atas kepergian Probosutedjo. Ia mengaku terakhir bertemu Probosutedjo sekitar sebulan lalu.
"Waktu itu masih bicara, masih mengenali, masih baik, tapi beliau tidak berbicara," ujarnya
Sri Edi mengungkapkan kenangan menariknya bersama almarhum. Ia pernah pergi bersama Probosutedjo ke Masjidil Aqsa pada malam hari dan menyusup masuk ke Tel Aviv Israel.
"Saya sama beliau pernah pergi ke Masjidil Aqsa, malam-malam dia sama kita masuk sampai ke Israel, sampai ke Tel Aviv," ujarnya.
Seperti yang diketahui, Pengusaha sekaligus adik dari presiden kedua RI Soeharto, Probosutedjo, meninggal pada usia 87 tahun pukul 07.00 di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Kencana, Jakarta, Senin (26/3/2018).
Anak keempat Probosutedjo, Rindang Sari Kurniawati, menuturkan bahwa ayahnya meninggal akibat faktor usia dan penyakit kanker tiroid yang telah dideritanya selama 20 tahun.
"Beliau sudah 20 tahun menderita penyakit kanker tiroid, sejak sekian lama berjuang. Kami mohon doanya untuk beliau, terima kasih," ujar Wati, sapaan akrabnya, dalam konferensi pers di kediaman Probosutedjo, Jalan Diponegoro Nomor 20, Jakarta Pusat, Senin (26/3/2018).
Wati mengungkapkan, sang ayah masih disemayamkan di rumah duka hingga pukul 15.30. Nantinya jenazah akan dimakamkan di pemakaman keluarga di Kemusuk, Yogyakarta
https://nasional.kompas.com/read/2018/03/26/11204261/kenangan-sri-edi-swasono-bersama-probosutedjo-menyusup-masuk-ke-israel