Menurut dia, kematian Jefri murni karena serangan jantung.
"Jenazah kami periksa tidak ada luka-luka sama sekali," ujar Arif dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (15/2/2018) malam.
Arif mengatakan, ketika diperintah memeriksa jenazah Jefri, ia mengecek organ luar dan organ dalam.
Kemudian, dilakukan otopsi karena tidak ditemukan luka di bagian luar tubuh. Arif memeriksa organ-organ dalam.yang dicurigai menjadi penyebab kematian Jefri.
Selanjutnya, diketahui kondisi jantung Jefri dalam keadaani tidak sehat sehingga terjadi serangan mendadak.
"Hasilnya ketemu gangguan riwayat penyakit jantung yang lama dan yang baru. Kami berkesimpulan bahwa ada riwayat penyakit jantung baru dengan riwayat penyakit jantung lama yang memicu terjadinya serangan jantung," kata Arif.
Ternyata, Jefri dianggap memiliki penyakit jantung menahun. Namun, sebelumnya diberitakan bahwa istri Jefri membantah suaminya punya penyakit dalam.
Arif pun tidak dapat memastikan sudah berapa lama penyakit jantung yang diidap Jefri.
"Seperti itu bukan kewenangan kami berapa lama sakitnya, itu kewenangan yang Ddi Atas," kata Jefri.
"Kita juga tidak memeriksa sembarangan. Sampai ke laboratorium kami kerjakan semua," lanjut dia.
Usai ditangkap, Jefri dibawa tim Densus 88 untuk menunjukkan lokasi persembunyian. Namun, di perjalanan, Jefri mengeluh sesak nafas.
Jefri langsung dibawa ke klinik terdekat di Indramayu dan meninggal dunia. Anggota Densus 88 tidak mengetahui bahwa Jefri mengidap penyakit. Sebab, saat ditangkap, Jefri juga tidak mengaku bahwa dirinya sakit.
https://nasional.kompas.com/read/2018/02/15/22112331/dokter-rs-polri-pastikan-tak-ada-bekas-luka-di-tubuh-jefri