Selain ada Stand PTDI yang menampilkan mock-up pesawat N-219 dan Garuda Indonesia, kehadiran tim aerobatik kebanggaan Indonesia mencatat arti tersendiri di Singapura.
Tim aerobatik pada dasarnya adalah sebuah refleksi dari bagaimana disiplin yang keras, kerja sama yang kental, rasa percaya diri yang mapan, keterampilan yang tinggi, serta semangat juang dan kebanggaan sebagai Perwira Angkatan Udara Republik Indonesia, ditampilkan secara bersama-sama dalam sebuah aktivitas di bawah kualitas kepemimpinan yang sangat partisipatif sifatnya.
Itulah lebih kurang JAT (Jupiter Aerobatic Team) dari Angkatan Udara Republik Indonesia yang datang dan tampil di Singapura.
JAT berangkat dari “sarang”-nya, pusat sekolah penerbang Angkatan Udara Lanud Adisutjipto Yogyakarta pada tanggal 31 Januari 2018. Rombongan terdiri dari 12 perwira penerbang, dibantu sejumlah teknisi dan perwira pendamping yang bertugas antara lain sebagai LO dan Organizer.
Sejumlah 7 pesawat KT-1 Wongbee, bergerak dari Yogyakarta - Halim - Palembang. Setelah semalam beristirahat di Palembang , pada tanggal 1 Februari melanjutkan penerbangan ke Changi melalui Tanjung Pinang.
Tepat pada hari pembukaan Singapore Airshow 2018 tanggal 6 Februari, JAT tampil perdana yang mendapat sambutan yang sangat antusias walau belum banyak penngunjung yang datang, karena pada hari itu Airshow belum dibuka untuk umum.
Agak kurang menguntungkan bagi pihak penyelenggara, karena pada hari pertama penyelenggaraan Airshow telah terjadi kecelakaan yang dialami pesawat T-50 Black Eagle Angkatan Udara Korea Selatan pada saat take off.
Tidak ada korban jiwa pada kecelakaan tersebut, namun Bandar Udara Changi sempat ditutup selama 5 jam 30 menit, waktu yang dibutuhkan untuk tim investigasi kecelakaan dan tim recovery untuk menyiapkan landasan agar dapat siap dipergunakan lagi.
Dalam sebuah penyelenggaraan Airshow, sedikit saja ada gangguan maka dampaknya akan banyak sekali terhadap aliran acara yang sudah disusun rapih jauh sebelumnya.
Tidak mudah untuk dapat menyiapkan sebuah tim aerobatik untuk mampu tampil setiap hari, selain kesiapan pesawat yang harus prima, sang pilot pun harus berada dalam kondisi fisik yang tinggi.
Banyak yang kurang mengetahui bahwa melakukan penerbangan aerobatik itu sangat menguras tenaga fisik sekaligus psikis.
Meski tampil nyaris setiap hari, akan tetapi JAT mampu tetap muncul dengan manuver-manuver standarnya ditambah dengan beberapa manuver-manuver kreasi baru, antara lain snake loop, cascade, dan forward display. Pada tanggal 7 Februari, JAT sempat dikunjungi juga oleh KSAU dan Panglima TNI.
Acara yang disebut sebagai “Meet and Greet” itu tentu saja disambut dengan sangat antusias oleh para pengunjung, yang antara lain dapat memperoleh tandatangan para pilot JAT dan sekaligus juga tentunya adegan selfie yang sangat didambakan oleh para penggemar dan pencinta Tim Jupiter.
Bravo Tim Aerobatik Jupiter, Bravo Angkatan Udara, Bravo Indonesia. Nenek moyangku orang pelaut, anak cucuku insan dirgantara!
https://nasional.kompas.com/read/2018/02/11/09192821/saat-jupiter-aerobatic-team-memukau-langit-singapore-airshow-2018