Salin Artikel

Pengamat: Ada yang Mengganjal dari Jokowi dalam Reshuffle Kali Ini...

"Kemarin saya melihat prosesi pelantikan. Saya tidak melihat roman muka segar pada wajah Jokowi. Terlihat tidak rileks air mukanya," ujar Hendri kepada Kompas.com, Kamis (18/1/2018) siang.

"Dalam komunikasi politik, itu menggambarkan bagaimana Pak Jokowi mempertimbangkan masak-masak apa yang dia putuskan hari itu. Atau mungkin masih ada sesuatu yang mengganjal dalam reshuffle," lanjutnya.

Satu-satunya hal yang menurut Hendri mengganjal Jokowi berkaitan dengan reshuffle adalah mempersilahkan Airlangga Hartarto merangkap jabatan, yakni sebagai Menteri Perindustrian sekaligus Ketua Umum Partai Golkar.

Di sisi lain, jabatan Menteri Sosial yang sebelumnya dipegang Khofifah Indar Parawansa diberikan kepada Idrus Marham, Sekretaris Jenderal Partai Golkar.

"Mungkin (pelantikan) yang paling tidak ada perdebatan adalah pelantikan KSAU dan Wantimpres. Masuknya Moeldoko menggantikan Teten juga jadi pertanyaan, tetapi ya sudah itu saja tidak jadi masalah," ujar Hendri.

"Hanya keputusan memberikan posisi Mensos kepada Golkar, sementara di sisi lain Airlangga tetap dipertahankan sebagai Menperin, itu yang menurut saya akan tetap menjadi pertanyaan (publik)," lanjutnya.

Hendri menilai, Jokowi sadar keputusannya itu akan jadi sasaran kritik. Apalagi, alasan Jokowi bahwa Airlangga merupakan orang yang paling kompeten di bidangnya bukan alasan yang kuat. Sebab, publik masih belum bisa melihat prestasi Airlangga sebagai Menperin.

"Prestasinya sebagai Menperin belum bisa dibaca orang dan belum terlihat nyata. Maka itulah yang saat ini jadi pertanyaan. Komitmen Jokowi dalam mempertahankan prinsip kabinetnya," lanjut Hendri.

"Reshuffle" dan rangkap jabatan

Diberitakan, Presiden Jokowi kembali melakukan perombakan kabinet di pengujung masa jabatannya. Berbeda dengan dua kali reshuffle sebelumnya, kali ini menteri yang diganti jauh lebih sedikit.

Tak ada juga pengumuman ke publik terlebih dulu layaknya dua kali reshuffle sebelumnya. Menteri dan pejabat yang baru hasil reshuffle langsung dilantik Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Rabu pagi.

Mereka adalah Idrus Marham sebagai Menteri Sosial, Moeldoko sebagai Kepala Staf Kepresidenan, dan Agum Gumelar sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden.

Idrus menggantikan Khofifah Indar Parawansa yang maju dalam Pilkada Jawa Timur. Moeldoko menggantikan Teten Masduki yang digeser menjadi Koordinator Staf Khusus Presiden. Sementara Agum Gumelar menggantikan Hasyim Muzadi yang meninggal.

Namun, dari nama-nama yang baru masuk dan diganti, sorotan justru tertuju pada nama yang tidak diganti Jokowi. Nama itu adalah Airlangga Hartarto, Menteri Perindustrian yang juga Ketua Umum Partai Golkar.

Pasalnya, Jokowi melanggar komitmen menteri rangkap jabatan seperti yang diungkapkannya sejak pemerintahan awal. Komitmen Jokowi itu seakan tidak berlaku bagi seorang Airlangga Hartarto.

Jokowi beralasan, masa kerja kabinet saat ini hanya tersisa satu tahun lebih sedikit. Oleh karena itu, tak efektif apabila dilakukan pergantian di pos Menteri Perindustrian.

"Kita tahu, ya, Pak Airlangga ini kan di dalam, sudah jadi menteri. Ini kan tinggal satu tahun saja praktis ini kita. Kalau ditaruh orang baru ini belajar bisa enam bulan, kalau enggak cepat bisa setahun kuasai itu," kata Jokowi.

Jokowi juga beralasan, Airlangga adalah sosok yang sangat mengerti mengenai dunia perindustrian.

"Jangan sampai dalam kondisi ini berubah dan yang baru bisa belajar lebih (lama), ini kementerian yang tidak mudah," kata Jokowi.

Saat ditanya apakah larangan rangkap jabatan yang semula ditegaskan Jokowi di awal pemerintahan sudah tak berlaku, Jokowi tidak menjawab dengan tegas.

"Tadi kan sudah saya sampaikan jelas gitu, kok," kata mantan Gubernur DKI Jakarta ini.

https://nasional.kompas.com/read/2018/01/18/14195031/pengamat-ada-yang-mengganjal-dari-jokowi-dalam-reshuffle-kali-ini

Terkini Lainnya

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Nasional
Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

Nasional
Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Nasional
Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Nasional
KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Nasional
Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Nasional
Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 MiliarĀ 

Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 MiliarĀ 

Nasional
Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke