Salin Artikel

Fakta Pilkada Bali: Berebut Tahta Pulau Dewata

Kedua pasangan sudah resmi mendaftarkan diri ke KPUD Bali untuk memperebutkan tahta tertinggi di Pulau Dewata dan memimpin masyarakat Bali hingga 5 tahun ke depan.

1. Mantra-Kerta

Pasangan Mentra-Kerta mengantongi 28 kursi dukungan di DPRD Bali. Terdiri dari Partai Golkar (11 kursi), Demokrat (8 kursi), Gerindra (7 kursi), dan Nasdem (2 kursi).

Target pasangan ini adalah memenangi Pilkada Bali dengan membidik 60 persen suara dari sembilan kabupaten dan kota di Pulau Dewata.

Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra punya latar belakang politik yang cukup sebab ia merupakan Wali Kota Denpasar dua periode yakni 2010-2015 dan 2016-2021.

Kepemimpinan dan popularitas di Denpasar mengantarkan pria yang kerap disapa Rai Mantra itu maju bertarung di Pilkada Bali 2018.

Bila terpilih menjadi Gubernur Bali, maka Rai Mantra akan mengikuti jejak ayahnya, Ida Bagus Mantra, Gubernur Bali pada periode 1978-1988.

Sementara itu, pendamping Rai Mantra adalah kader Partai Golkar I Ketut Sudikerta. Hal ini menjadi unik karena saat ini Sudikerta menjabat sebagai Wakil Gubernur Bali.

Ia mengalah tak maju sebagai bakal calon gubernur dan lebih memilih mendampingi Rai Mantra. Hal itu juga tak terlepas dari keputusan Golkar yang hanya merekomendasikannya maju sebagai bakal calon wakil gubernur.

Sebelum menjadi Wakil Gubernur Bali, Sudikerta sudah mengecap asam garam memimpin daerah. Pada 2005-2010 dan 2010-2015, kader Golkar ini pernah menjadi Wakil Bupati Badung.

2. Koster-Cok

Dari peta dukungan partai di DPRD Bali, pasangan I Wayan Koster-Cokorda Artha Ardhana Sukawati bisa dibilang berimbang.

Pasangan ini mengantongi 27 kursi, terdiri dari PDIP (24 kursi), Hanura (1 kursi), PAN (1 kursi), dan PKPI (1 kursi). Bidikan di Pilkada Bali 2018 adalah kemenangan dengan mengantongi 70 persen suara dari seluruh Bali.

I Wayan Koster memiliki latar belakang legislator senior PDIP. Sosoknya ukup akrab di Senayan sebab sejak 2009 lalu, Wayan sudah menjadi Anggota DPR dan bertugas di Komisi X.

Bidang yang bidani oleh Komisi X adalah bidang pendidikan, kebudayaan, pariwisata, ekonomi hreatif, hingga pemuda dan olahraga.

Wayan pernah menjadi peneliti di Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Depdikbud (1988-1994) dan juga dosen di beberapa universitas negeri maupun swasta (1994-2004).

Sebelum turun ke politik, pria kelahiran Singaraja pada 20 Oktober 1962 itu sempat menjadi peneliti di Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Depdikbud (1988-1994) dan juga dosen universitas negeri maupun swasta (1994-2004).

Nama Wayan sempat dikaitkan pada kasus korupsi Hambalang dan beberapa kali harus ke KPK lantaran diperiksa sebagai saksi.

Sementara itu pendampingnya, Cokorda Artha Ardhana Sukawati punya rekam jejak sebagai Bupati Gianyar periode 2008-2013. 

Sebelum terjun ke dunia politik, Cokorda juga aktif di bidang akademik sebagai dosen, pelakon seni dan praktisi pariwisata.

Pasangan Koster-Cok punya keunggulan maju di Pilkada Bali didukung oleh PDIP lantaran selama ini Bali adalah salah satu basis besar suara partai berlambang kepala banteng itu.

https://nasional.kompas.com/read/2018/01/12/13023841/fakta-pilkada-bali-berebut-tahta-pulau-dewata

Terkini Lainnya

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian Hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian Hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Nasional
Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Nasional
KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor Sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor Sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Nasional
Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Nasional
Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Nasional
Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke