Salin Artikel

Konflik Politik 2019 Akan Semakin Besar, jika...

Pengamat Politik dari Universitas Paramadina, Arif Susanto, menilai, pola serupa bisa terulang pada Pemilu 2019. Apalagi, ketegangan politik juga terjadi pada Pilkada DKI Jakarta 2017.

Menurut Arif, konflik politik pada 2019 bisa jadi semakin meruncing jika beberapa hal masih terjadi.

Pertama, sikap elit politik yang tak kunjung puas dengan power sharing atau pembagian kekuasaan. Hal itu, kata dia, terjadi dalam tiga tahun terakhir.

"Seperti PAN berdiri di dua kaki (pemerintahan dan koalisi). Kita lihat juga Prabowo (Subianto) yang disebut sebagai pesaing Jokowi terus menerus memainkan politik yang tidak cukup elegan, begitu juga dengan SBY. Karena mereka tidak puas dengan power sharing," ujar Arif, di bilangan Setiabudi, Jakarta Selatan, Selasa (26/12/2017).

Pemilu 2019 juga menjadi momentum apakah demokrasi di Indonesia bisa terkonsolidasi atau justru mengalami kemunduran. Hal itu bisa dijawab oleh sikap elit politik terkait penerimaan terhadap power sharing.

Kedua, harus ada kepuasan masyarakat terhadap pembangunan.

Arif mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam tiga tahun terakhir cenderung stabil, tetapi ada kesenjangan ekonomi yang besar dan tak diikuti dengan distribusi merata.

Pembangunan infrastruktur yang dilakukan secara jor-joran baru terasa dampaknya pada level menengah dalam jangka panjang.

"Akibatnya masih ada perdebatan terhadap prestasi Jokowi yang punya dampak minimum terhadap popularitas politik dia," kata Arif.

Ketiga, peluang konflik pada 2019 akan membesar jika pemerintah gagal pada tiga hal, yakni penegakan hukum, penegakan Hak Asasi Manusia (HAM), dan antikorupsi.

Arif menilai, prestasi hukum Jokowi akan stagnan jika masih mempertahankan Menteri Hukum dan HAM serta Jaksa Agung dari unsur politisi.

"Kesalahan Jokowi adalah mengangkat Menkumham dan Jaksa Agung seorang politikus. Selama itu dilakukan, tidak akan pernah prestasi hukumnya Jokowi bagus," kata dia.

TNI dan Polri

Profesionalitas TNI dan Polri juga dinilai berpengaruh terhadap peluang konflik pada pemilu 2019.

Ia berharap, Jokowi mampu menjaga profesionalitas dan soliditas TNI-Polri jelang 2019 agar konflik politik tak membesar.

"Kalau tahun-tahun yang penuh kerawanan ini disongsong dengan friksi dalam tubuh TNI-Polri, saya khawatir boro-boro TNI-Polri bisa menyelesaikan peluang konflik di masyarakat, tapi konflik internal saja belum selesai," kata Arif.

Terakhir, perlunya institusi sosial di luar politik yang mampu memoderasi politik. Jika masyarakat menjadi pribadi yang politis, Arif khawatir Indonesia akan dihadapkan pada kerawanan setiap lima tahun sekali. Sebab, tak ada pranata sosial lain yang bisa memediasi.

"Jadi tidak ada institusi di luar politik yang bisa diharapkan untuk jadi jalan keluar dari jalan politik," ujar Arif.

https://nasional.kompas.com/read/2017/12/27/06364641/konflik-politik-2019-akan-semakin-besar-jika

Terkini Lainnya

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke