Salin Artikel

"Ngapain Ribut soal PKI, Fokus Saja Ancaman Korupsi dan Intoleransi"

Menurut perempuan yang dikenal sebagai politisi milenial itu, kedua persoalan tersebut menjadi penghambat proses pembangunan Indonesia yang berkeadilan sosial dan inklusif.

"Permasalahan di Indonesia yang paling parah itu korupsi dan intoleransi. Jangan berharap ada keadilan sosial kalau masih ada korupsi dari Sabang sampai Merauke. Masalah korupsi yang mendasar masih dirasakan oleh masyarakat," ujar Tsamara dalam sebuah diskusi bertajuk 'Membangun Indonesia yang Berkeadilan Sosial dan Inklusif' di gedung Dewan Pers, Jakarta Pusat, Rabu (27/9/2017).

(baca: Politisi PDI-P Arteria Dahlan Mengaku Takut Disadap KPK)

Dalam diskusi tersebut, Tsamara mencontohkan maraknya kasus penyelewengan dana desa di banyak daerah.

Bahkan, dia sempat mengungkap sejumlah warga Papua yang datang ke Jakarta untuk melaporkan dugaan penyalahgunaan dana desa.

Di sisi lain, dia juga mengkhawatirkan adanya upaya-upaya melemahkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), salah satunya melalui pembentukan Pansus Hak Angket terhadap KPK.

"Jadi ngapain kita ribut soal PKI, jangan berhalusinasi, kita fokus saja pada ancaman nyata, korupsi dan intoleransi," ucapnya.

(baca: Politisi PDI-P Samakan KPK dengan Oknum Polantas yang Tunggu Kesalahan)

Terkait intoleransi, Tsamara juga menyinggung soal berkembangnya kelompok intoleran yang dinilai mengkhawatirkan.

Menurut dia, keberadaan kelompok-kelompok tersebut berpotensi menyebarkan paham-paham radikal ke generasi muda.

"Soal intoleransi, ada kelompok yang mempersoalkan perbedaan SARA. Dulu saya anggap ini cuma masalah eksklusivitas. Ternyata Ini kan bahaya jika banyak yang orang-orang yang tercuci otaknya dan menyasar generasi muda," ucapnya.

(baca: Survei I2: Intensitas Percakapan Isu PKI di Medsos Meningkat Tajam)

Dia  berharap generasi muda tidak tinggal diam dan berperan aktif dalam menyelesaikan kedua persoalan tersebut.

Salah satu cara yang bisa dilakukan, kata Tsamara, dengan menghidupkan tradisi berpikiri kritis di kalangan generasi muda.

"Kita jangan diam terhadap orang-orang radikal dan orang-orang yang melemahkan KPK karena kalau korupsi masih ada, intoleransi masih ada, kita tidak akan bisa membangun Indonesia yang berkeadilan," kata Tsamara.

"Tradisi berpikir kritis harus kembali dihidupkan di kalangan generasi milenial terutama di media sosial," tambahnya.

https://nasional.kompas.com/read/2017/09/27/17434911/ngapain-ribut-soal-pki-fokus-saja-ancaman-korupsi-dan-intoleransi

Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke