Agus menemui Jokowi dan Gibran saat menyampaikan undangan peresmian The Yudhoyono Institute di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (10/8/2017).
"Saya kira baguslah. Ini kan politik yang kita harus pahami, demokrasi itu politik permainan bebas, tapi tidak berbahaya," ucap Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (11/8/2017).
"Jadi kita noleh marah-marahan tapi enggak boleh pukul-pukulan. Kita boleh kritik-kritikan, tapi enggak boleh maki-makian," kata dia.
Fahri mengibaratkan pertemuan Agus dengan Jokowi kemarin seperti permainan silat. Sebab, Jokowi dan SBY yang sempat terlihat bersinggungan saat Pilkada Jakarta, kini terlihat seperti tengah berdamai.
Ia juga mengatakan, ke depannya cara-cara berpolitik yang menggunakan simbol tanpa menggunakan kekerasan tersebut patut diteruskan.
"Silatlah kalau kita bilang. Ini silat. Menghindar, kirim anak, itu baguslah dalam demokrasi," ucap Fahri.
Saat akan bertemu Jokowi kemarin, Agus Yudhoyono mengatakan, kedatangannya untuk meminta doa restu kepada Presiden Joko Widodo terkait peresmian The Yudhoyono Institute.
"Ya, minta doa restu, sekaligus kami minta wejangan dari Presiden," kata Agus.
Agus mengatakan, undangan kepada Jokowi sudah disampaikan terlebih dahulu beberapa hari lalu kepada Menteri Sekretaris Negara Pratikno. Namun, Jokowi tak bisa memenuhi undangan Agus karena telah memiliki agenda acara lain.
Dalam pidatonya pada peresmian The Yudhoyono Institute, Agus turut menyampaikan amanah Jokowi untuk para generasi muda.
https://nasional.kompas.com/read/2017/08/11/17153571/fahri-anggap-pertemuan-ahy-dengan-jokowi-gibran-ibarat-permainan-silat