Airlangga yang terlihat di kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar menepis kabar akan menggantikan posisi Novanto.
"Enggak ada-enggak ada, tidak ada," kata Airlangga, di DPP Golkar, Jalan Anggrek Neli, Jakarta Barat, Selasa (18/7/2017).
Soal apakah ada dukungan dari kader agar dia maju mengantikan Novanto, Airlangga kembali menjawab hal yang sama. Pun ketika ditanya apakah dia siap menggantikan Novanto jika diminta.
"Tidak ada, tidak ada," ujar Airlangga.
(Baca: Setya Novanto: Duit Rp 574 Miliar Bawanya Pakai Apa?)
Dia terus berjalan menuju ke arah mobilnya di tengah rapat pleno Partai Golkar berlangsung, di mana salah satu topik yang dibahas mengenai penetapan Novanto sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Airlangga diketahui pernah bersaing dengan Novanto merebut kursi ketua umum Partai Golkar pada Musyawarah Nasional Luar Biasa 2016. Namun, Novanto akhirnya yang terpilih.
Sementara itu, pasca ditetapkan sebagai tersangka, Novanto menolak semua sangkaan KPK terhadapnya. Novanto membantah telah menerima uang hasil korupsi e-KTP.
(Baca: Tiga Langkah Antisipasi Golkar Setelah Setya Novanto Jadi Tersangka)
Ketua Umum Partai Golkar itu juga mengaku kaget dengan dugaan bahwa ia menerima aliran dana sebesar Rp 574 miliar. Dia pun menolak mundur dari jabatannya sebagai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Di lain pihak, Wakil Ketua Dewan Kehormatan Partai Golkar Akbar Tandjung mendorong partainya segera melaksanakan musyawarah nasional (munas) untuk memilih ketua umum baru. Menurut dia, status tersangka Setya Novanto akan sangat mengganggu partai dalam menghadapi Pilkada 2018 dan Pemilu 2019.
https://nasional.kompas.com/read/2017/07/18/17123061/airlangga-hartanto-tak-berniat-gantikan-posisi-setya-novanto-di-golkar