Salin Artikel

Mendikbud: Saya yang Salah, Bukan Wartawan

Hal itu disampaikannya saat menggelar pertemuan dengan para redaktur media massa, di Gedung Kemendikbud, Senayan, Jakarta Selatan, Rabu (12/7/2017).

Dalam pertemuan itu, Muhadjir menceritakan sejumlah hal terkait pendidikan yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya.

Salah satunya soal kesalahpahaman tentang pelajaran agama yang diberitakan akan dihapus.

Pernyataan soal itu sempat diutarakan Muhadjir seusai rapat dengan Komisi X DPR beberapa waktu lalu.

"Memang ada kesalahpahaman. Saya saat itu menjawab, kalau ada materi pelajaran yang sudah diajarkan di Madrasah Diniyah dan juga diajarkan di sekolah, pelajaran agama, ya dihapuskan," kata Muhadjir.

Namun, Muhadjir menjelaskan, maksud pernyataannya, jika siswasudah memahami suatu materi dari luar sekolah, maka tidak perlu lagi diulang di sekolah.

"Misalnya, anak sudah hafal Juz Amma, tapi di sekolah tetap ada pelajaran serupa, dihapuskan saja," kata Muhadjir.

"Saya yang salah, bukan wartawan. Saya yang salah menjelaskan. Waktu itu juga (kondisinya) dengan tensi yang agak tinggi. Jadi sekali lagi, tidak ada niatan kami menghapus pelajaran agama," lanjut dia.

Ia menilai, saat ini isu soal pendidikan tengah menjadi sorotan di antaranya terkait kebijakan lima hari sekolah dengan durasi delapan jam tiap harinya.

https://nasional.kompas.com/read/2017/07/12/18211431/mendikbud--saya-yang-salah-bukan-wartawan

Terkini Lainnya

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Nasional
Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Nasional
'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke