Salin Artikel

Operasi Tangkap Tangan KPK, sejak Kapan Mereka Terkejut?

Kita masih ingat, mereka yang berkampanye antikorupsi untuk Pemilihan Umum 2009 satu per satu tersangkut kasus korupsi. Beberapa dari mereka sudah mendekam di bui. Beberapa rekan separtainya akan menyusul tampaknya. Mereka yang menggunakan dalil-dalil agama saat berpolitik juga mengalami itu. Tidak hanya satu. Kasus terakhir masih disidangkan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi. Dunia pendidikan yang seharusnya menjadi tempat pembentukan karakter ternyata diwarnai dengan praktik-praktik tercela itu. Tempat yang kita andaikan bersih ternyata jadi sarang kotornya korupsi.

Meskipun pengalaman begitu banyak menyadarkan kita, kekagetan tetap muncul saat mendapati hal-hal tak terduga kembali terjadi. Operasi tangkap tangan yang dilakukan KPK, Selasa (13/8/2013) malam hingga Rabu (14/8/2013) dini hari, adalah contoh terbaru untuk hal ini. Dalam operasi itu, KPK menangkap Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Rudi Rubiandini dengan uang tunai 400.000 dollar AS.

"Saya kaget dan tidak menyangka," kata Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan, kemarin.

Kekagetan Dahlan didasarkan pada pengenalannya atas Rudi yang sederhana. Untuk pulang kampung ke Tasikmalaya, Jawa Barat, Rudi menumpang kereta api kelas ekonomi. Ekspos media soal hal ini juga dilakukan berikut foto Rudi menenteng tiket kereta api kelas ekonomi.

Seperti dikutip Antara, Dahlan berpendapat, Rudi memiliki banyak lawan di dunia migas. Musuh itu antara lain dipicu karena tekadnya memperbaiki beragam permasalahan yang menjerat sektor migas, seperti persoalan keruwetan di dalam perizinan.

Keterkejutan juga dikemukakan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik di halaman parkir Istana Negara, kemarin. Berbeda dengan Dahlan yang mendasarkan kekagetan pada sifat sederhana yang ditangkapnya, Jero kaget karena menilai Rudi sebagai orang baik.

"Saya lihat orangnya baik. Guru besar. Makanya, di mata saya baik. Selama ini, kan, kita percaya sama dia," ujarnya.

Jika dua pembantu Presiden Yudhoyono ini terkejut seusai penangkapan Rudi, Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional Drajad H Wibowo terkejut sejak Rudi bersedia masuk Badan Pelaksana (BP) Migas yang kemudian dibubarkan Mahkamah Konstitusi (MK).

Seperti dikutip Kompas.com, keterkejutan Drajad berlanjut saat Rudi menjadi Wakil Menteri ESDM. Menurut Drajad, sebagian besar pandangan Rudi tidak cocok dengan kebijakan pemerintahan.

"Idealnya, orang-orang seperti itu tetap di luar pemerintahan," ujarnya.

Drajad mengaku kerap memberi nasihat kepada teman-temannya yang dekat dengan kekuasaan dan hilang idealismenya.

"Santri alim di pesantren itu biasa. Nah, kalau sudah masuk ke Jakarta dan masih tetap alim, itu baru santri luar biasa."

Di tengah banyak pihak yang terkejut, mantan Ketua MK Mahfud MD mengaku tidak terkejut mendengar Rudi ditangkap KPK. Mahfud mengatakan, saat MK membubarkan BP Migas, Rudi menyerang MK tanpa nalar. BP Migas dibubarkan pada November 2012 karena inkonstitusional dan dituding sebagai sarang korupsi, boros, proasing, dan gagal mencari sumber cadangan minyak baru di Indonesia. Membaca dengan KPK

Saat Rudi diangkat menjadi Ketua SKK Migas setelah BP Migas bubar, Mahfud sudah khawatir. "Sesuatu akan segera meledak sebab dalam pembacaan saya dengan orang KPK, dia adalah salah satu masalah di dunia migas," ujar Mahfud.

Mahfud terkejut saat Rudi diangkat sebagai SKK Migas, 16 Januari 2013. SKK Migas dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pengelolaan Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi. SKK Migas bertugas melaksanakan pengelolaan kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi berdasarkan kontrak kerja sama.

Di situs Presiden Yudhoyono, Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldin Pasha mengemukakan, Presiden belum menerima laporan resmi mengenai tertangkapnya Rudi oleh KPK. Rabu siang, Jero bertemu Presiden Yudhoyono di Istana Negara. Seusai pertemuan, Jero mengaku belum mengetahui persis kasus yang dialami Rudi.

Jero yang ditanya wartawan juga belum pernah mendengar nama perusahaan Kernel Oil yang terlibat dalam kasus suap terhadap Rudi.

Banyak pandangan tentang Rudi yang sepertinya saling bertentangan. Era informasi memungkinkan hal ini terjadi. Namun, bagaimana pandangan Institut Teknologi Bandung (ITB) tempat Rudi jadi dosen teladan di fakultas teknik terbaik di Indonesia ini?

Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan ITB Tutuka Ariadji menyatakan hal ini kepada Kompas.com, "Beliau itu adalah dosen yang bisa menimbulkan inspirasi bagi mahasiswa sehingga mahasiswa terinspirasi untuk belajar tidak hanya secara teknis akademis, tetapi juga di dalam kehidupan."

Sekarang saya baru terkejut! (inu)

https://nasional.kompas.com/read/2013/08/15/1213039/operasi-tangkap-tangan-kpk-sejak-kapan-mereka-terkejut

Terkini Lainnya

Tinjau TKP Kecelakaan Bus di Ciater Subang, Kakorlantas: Tak Ditemukan Jejak Rem

Tinjau TKP Kecelakaan Bus di Ciater Subang, Kakorlantas: Tak Ditemukan Jejak Rem

Nasional
Kunker ke Sultra, Presiden Jokowi Tiba di Pangkalan TNI AU Haluoleo

Kunker ke Sultra, Presiden Jokowi Tiba di Pangkalan TNI AU Haluoleo

Nasional
ICW Kritik Komposisi Pansel Capim KPK: Rentan Disusupi Konflik Kepentingan

ICW Kritik Komposisi Pansel Capim KPK: Rentan Disusupi Konflik Kepentingan

Nasional
Sekjen Gerindra Sebut Ada Nama Eksternal Dikaji untuk Bacagub DKI 2024

Sekjen Gerindra Sebut Ada Nama Eksternal Dikaji untuk Bacagub DKI 2024

Nasional
Soal Rencana Pertemuan Prabowo-Megawati, Sekjen Gerindra: Tak Ada Komunikasi yang Mandek

Soal Rencana Pertemuan Prabowo-Megawati, Sekjen Gerindra: Tak Ada Komunikasi yang Mandek

Nasional
KPK Diharapkan Tetap Ada meski Dilanda Isu Negatif

KPK Diharapkan Tetap Ada meski Dilanda Isu Negatif

Nasional
Tren Pemberantasan Korupsi Buruk, Jokowi Diwanti-wanti soal Komposisi Pansel Capim KPK

Tren Pemberantasan Korupsi Buruk, Jokowi Diwanti-wanti soal Komposisi Pansel Capim KPK

Nasional
Burhanuddin Muhtadi: KPK Ibarat Anak Tak Diharapkan, Maka Butuh Dukungan Publik

Burhanuddin Muhtadi: KPK Ibarat Anak Tak Diharapkan, Maka Butuh Dukungan Publik

Nasional
Gerindra Kaji Sejumlah Nama untuk Dijadikan Bacagub Sumut, Termasuk Bobby Nasution

Gerindra Kaji Sejumlah Nama untuk Dijadikan Bacagub Sumut, Termasuk Bobby Nasution

Nasional
Presiden Jokowi Bertolak ke Sultra, Resmikan Inpres Jalan Daerah dan Bendungan Ameroro

Presiden Jokowi Bertolak ke Sultra, Resmikan Inpres Jalan Daerah dan Bendungan Ameroro

Nasional
Jokowi Bersepeda di CFD Sudirman-Thamrin sambil Menyapa Warga Jakarta

Jokowi Bersepeda di CFD Sudirman-Thamrin sambil Menyapa Warga Jakarta

Nasional
KPK Kantongi Data Kerugian Ratusan Miliar dalam Kasus PT Taspen, tapi Masih Tunggu BPK dan BPKP

KPK Kantongi Data Kerugian Ratusan Miliar dalam Kasus PT Taspen, tapi Masih Tunggu BPK dan BPKP

Nasional
4 Kapal Perang Angkut Puluhan Rantis Lapis Baja demi Pengamanan WWF ke-10 di Bali

4 Kapal Perang Angkut Puluhan Rantis Lapis Baja demi Pengamanan WWF ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Pilih Rahmat Mirzani Djausal sebagai Bacagub Lampung

Prabowo Pilih Rahmat Mirzani Djausal sebagai Bacagub Lampung

Nasional
KPK Masih Telusuri Pemberi Suap Izin Tambang Gubernur Maluku Utara

KPK Masih Telusuri Pemberi Suap Izin Tambang Gubernur Maluku Utara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads

Copyright 2008 - 2023 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke