Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPN Pertanyakan Sumber Dana Lembaga Survei yang Sebut Jokowi Unggul

Kompas.com - 11/03/2019, 12:25 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Ferdinand Hutahaean, mempertanyakan data lembaga survei yang menyebutkan elektabilitas pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin unggul dari pasangan Prabowo-Sandiaga.

Menurut Ferdinand, hasil survei tersebut berbeda dengan survei internal BPN yang menunjukkan keunggulan Prabowo.

Ia juga mempertanyakan sumber dana lembaga-lembaga survei tersebut yang hampir setiap minggu menunjukkan unggulnya elektabilitas Jokowi.

Hal itu disampaikan Ferdinand menanggapi hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang menyatakan elektabilitas Jokowi-Ma'ruf sebesar 54,9 persen dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno 32,1 persen.

Baca juga: Survei Internal BPN: Prabowo-Sandiaga 54 Persen, Jokowi-Maruf 40-an Persen

 

"Ini pun kan jadi pertanyaan bagi kami. Siapa yang membiayai mereka dan apa visi mereka. Untuk bisa dipercaya, lembaga survei ini sebetulnya kami minta membuka row data surveinya, data mentahnya," kata Ferdinand saat dihubungi, Senin (11/3/2019).

"Dan kedua membuka siapa yang membiayai survei tersebut supaya kami melihat dan mempunyai alasan apakah harus percaya kepada survei tersebut atau tidak," lanjut politisi Demokrat tersebut.

Oleh karena itu, kata Ferdinand, BPN hanya berpegang pada survei internal dalam menentukan langkah apa yang akan diambil terkait strategi kampanye.

Ferdinand mengklaim bahwa hasil survei internal BPN menunjukkan hasil yang berbeda dengan sejumlah lembaga survei yang menyebut Jokowi lebih unggul dari Prabowo.

Namun, Ferdinand tak mempermasalahkan jika ada masyarakat yang memercayai lembaga survei yang menyatakan Jokowi unggul dari Prabowo.

Baca juga: Survei SMRC: Elektabilitas Jokowi-Maruf 54,9 Persen, Prabowo-Sandi 32,1 Persen

"Jadi kami melakukan survei internal sendiri. Nah itu yang kami pegang. Terkait dengan survei-survei yang lain, mohon maaf kami menyatakan untuk saat ini kami minus trust ya. Tidak ada kepercayaan sama sekali terhadap hasil-hasil yang dirilis tersebut," lanjutnya.

Hasil survei yang dilakukan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan bahwa elektabilitas calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin lebih tinggi ketimbang pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

"Ini temuan yang signifikan, nyata dan jelas meyakinkan bahwa calon yang satu lebih unggul atas calon lain," ujar Direktur Riset SMRC Deni Irvani dalam jumpa pers di kantor SMRC Jakarta, Minggu (10/3/2019).

SMRC melakukan survei kepada 1.426 responden yang mewakili seluruh provinsi di Indonesia.

Peneliti menanyakan, seandainya pemilu dilakukan sekarang, siapa pasangan capres dan cawapres yang akan dipilih.

Baca juga: Survei SMRC: Kepercayaan Publik terhadap Bawaslu Cukup Tinggi

Hasilnya, 54,9 persen memilih pasangan Jokowi-Ma'ruf. Sementara pemilih pasangan Prabowo-Sandi sebesar 32,1 persen.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polri Usulkan Penambahan Atase Kepolisian di Beberapa Negara

Polri Usulkan Penambahan Atase Kepolisian di Beberapa Negara

Nasional
Kopasgat Kerahkan 24 Sniper dan Rudal Chiron Amankan World Water Forum di Bali

Kopasgat Kerahkan 24 Sniper dan Rudal Chiron Amankan World Water Forum di Bali

Nasional
Sentil Prabowo yang Mau Tambah Kementerian, JK: Itu Kabinet Politis, Bukan Kabinet Kerja

Sentil Prabowo yang Mau Tambah Kementerian, JK: Itu Kabinet Politis, Bukan Kabinet Kerja

Nasional
Jelang Hari Jadi Ke-731, Pemkot Surabaya Gelar Berbagai Atraksi Spektakuler

Jelang Hari Jadi Ke-731, Pemkot Surabaya Gelar Berbagai Atraksi Spektakuler

BrandzView
Resmi Ditahan, Gus Muhdlor Punya Harta Rp 4,7 Miliar

Resmi Ditahan, Gus Muhdlor Punya Harta Rp 4,7 Miliar

Nasional
KPK Sebut Gus Muhdlor Terima Uang Korupsi Lewat Sopirnya

KPK Sebut Gus Muhdlor Terima Uang Korupsi Lewat Sopirnya

Nasional
Polri Tangkap 142 Tersangka hingga Blokir 2.862 Situs Judi Online

Polri Tangkap 142 Tersangka hingga Blokir 2.862 Situs Judi Online

Nasional
Cuaca di Arab Sangat Panas, Ma'ruf Amin: Jangan Sampai Jemaah Haji Meninggal Kepanasan

Cuaca di Arab Sangat Panas, Ma'ruf Amin: Jangan Sampai Jemaah Haji Meninggal Kepanasan

Nasional
Prabowo Diminta Hindari Kepentingan Bagi-bagi Kursi, Jika Tambah Jumlah Kementerian

Prabowo Diminta Hindari Kepentingan Bagi-bagi Kursi, Jika Tambah Jumlah Kementerian

Nasional
Ada Wacana Duet dengan Ahok di Pilkada DKI, Anies: Memutuskan Saja Belum

Ada Wacana Duet dengan Ahok di Pilkada DKI, Anies: Memutuskan Saja Belum

Nasional
Anies Ingin Memastikan Pilkada Berjalan Jujur dan Bebas Intervensi Sebelum Tentukan Langkah

Anies Ingin Memastikan Pilkada Berjalan Jujur dan Bebas Intervensi Sebelum Tentukan Langkah

Nasional
Kegiatan Ibadah Mahasiswa di Tangsel Dibubarkan Warga, Menko Polhukam Minta Saling Menghormati

Kegiatan Ibadah Mahasiswa di Tangsel Dibubarkan Warga, Menko Polhukam Minta Saling Menghormati

Nasional
JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang 'Toxic'

JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang "Toxic"

Nasional
Tanggapi Luhut soal Orang 'Toxic', Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Tanggapi Luhut soal Orang "Toxic", Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Nasional
Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com