Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjarahan Kapal Perang Sisa PD II di Banten Terus Terjadi

Kompas.com - 08/06/2017, 17:15 WIB

JAKARTA, KOMPAS — Sekitar 60 persen bagian kapal Perang Dunia II, HMAS Perth (1), yang tenggelam di ujung barat Teluk Banten lenyap dijarah para pencari besi tua.

Aksi penjarahan artefak bersejarah itu disesalkan karena HMAS Perth (1) menjadi bukti sejarah dan tempat peristirahatan terakhir 357 tentara Australia yang tewas pada pertempuran melawan Angkatan Laut Kekaisaran Jepang, 28 Februari 1942.

Laporan munculnya aksi penjarahan terhadap HMAS Perth (1) disampaikan para penyelam yang berlibur di sekitar Teluk Banten pada 2013.

Berangkat dari laporan itu, tahun 2016 para arkeolog bawah air dari Australian National Maritime Museum (ANMM) dan Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas) melaksanakan riset mendalam dan menemukan peninggalan bawah air itu rusak parah.

(Baca: Tempat Pemusnahan Bom PD II Jadi Tujuan Wisata Sejarah)

"Dengan penyesalan yang mendalam, tim menemukan beberapa bagian HMAS Perth (1) telah hilang dan hanya tersisa 40 persen.

"Tim menemukan bukti-bukti penjarahan skala besar di sana, termasuk yang baru-baru ini mengambil beberapa bagian material kapal karam itu," kata Direktur ANMM Kevin Sumption, Senin (5/6/2017), di Australia.

Terkena torpedo Jepang

Kapal perang HMAS Perth (1) karam di lepas pantai Teluk Banten akibat ditembak torpedo Jepang. Dalam 75 tahun terakhir setelah tragedi itu, keberadaan bangkai armada laut Australia tersebut justru memprihatinkan karena satu per satu bagian kapalnya dicuri oknum-oknum tak bertanggung jawab.

Menyikapi masalah tersebut, para arkeolog bawah air dari ANMM dan Puslit Arkenas didukung TNI Angkatan Laut, Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyelam bersama di sekitar bangkai HMAS Perth (1) pada 14-17 Mei 2017.

(Baca: RI-Australia Kirim Penyelam ke Bangkai Kapal HMAS Perth di Selat Sunda)

Penyelaman itu merupakan kelanjutan dari riset mendalam terhadap kecelakaan HMAS Perth (1) sejak 2015.

"Dari hasil penyelaman, yang tersisa dari kapal tinggal bagian haluan sampai ruang mesin," kata arkeolog bawah air Puslit Arkenas, Shinatria Adhityatama.

Dengan kondisi HMAS Perth (1) yang kian memprihatinkan, Kevin Sumption berharap Pemerintah Indonesia melindungi secara formal terhadap sisa situs yang berada di perairan Indonesia tersebut.

Menanggapi hal itu, Kepala Puslit Arkenas I Made Geria menegaskan, Puslit Arkenas akan turut menjamin perlindungan formal terhadap HMAS Perth (1). Pihaknya sekaligus akan mengembangkannya sebagai bahan pengetahuan bagi pengelolaan warisan budaya bawah air di Indonesia. (ABK/*)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 8 Juni 2017, di halaman 12 dengan judul "Penjarahan HMAS Perth (1) Terus Terjadi".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

Nasional
Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal 'Food Estate'

Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal "Food Estate"

Nasional
Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Nasional
Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Nasional
Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Nasional
Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Nasional
Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Nasional
PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

Nasional
PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

Nasional
Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com