Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Balik Keputusan Jokowi Menetap di Istana Bogor...

Kompas.com - 26/05/2017, 12:33 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bagi Presiden Joko Widodo, ketenangan adalah kunci. Kunci dalam mengambil keputusan yang tidak hanya adil, namun juga dirasakan manfaatnya oleh rakyat. Prinsip itulah yang membuat Presiden ketujuh RI ini memilih Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, sebagai tempat tinggal sehari-hari.

"Dengan kondisi ketenangan seperti ini, saya bisa lebih jernih untuk berpikir," ujar Jokowi dalam wawancara dengan Pemimpin Redaksi Kompas TV  Rosiana Silalahi di Istana Bogor dan ditayangkan di Kompas TV pada Kamis (25/5/2017) malam.

Udara yang sejuk, semilir angin yang menerpa masuk ke ruang kerja serta kicau burung, membimbing insting politik Jokowi dalam memutuskan hal penting.

(Baca: Di Balik Kata "Gebuk" dari Lisan Jokowi...)

"Apalagi memutuskan hal-hal yang sangat penting bagi negara. Ini perlu sebuah pikiran yang mengendap. Perlu sebuah pikiran jernih. Sehingga, jangan sampai memutuskan pada posisi yang keliru," lanjut dia.

Sayang, Jokowi tak menjelaskan lebih jauh, keputusan apa saja diambilnya di tengah ketenangan dan kesejukan Istana Bogor.

Jokowi pun tidak bisa membayangkan bagaimana jika dia tinggal di tengah hiruk pikuk Ibu Kota, Jakarta. Cuaca Jakarta sudah panas, lalu lintas selalu ramai, belum lagi suhu politik yang menerpa dari semua penjuru, kondisi tak kondusif itu diyakini akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan, sadar atau tidak disadari.

(Baca: Jokowi Akui Beda Pandangan dengan JK di Pilkada DKI, tetapi Tetap Akur)

"Jakarta, suasana politik sering panas. Cuacanya sendiri juga sudah panas. Kemudian lalu lintas juga sangat crowded sekali, sangat ramai sekali. Memang akan sangat berbeda sekali," ujar Jokowi.

Demi ketenangan itu, Jokowi rela setiap hari bolak-balik Bogor-Jakarta. 

Kompas TV Di sela-sela talkshow antara Presiden Joko Widodo dan Rosianna Silalahi, keduanya juga membuat vlog bersama.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

Nasional
Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Nasional
Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Nasional
Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Nasional
PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

Nasional
Tanggapi Ide 'Presidential Club' Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Tanggapi Ide "Presidential Club" Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Nasional
6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

Nasional
Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

Nasional
PAN Ungkap Alasan Belum Rekomendasikan Duet Khofifah dan Emil Dardak pada Pilkada Jatim

PAN Ungkap Alasan Belum Rekomendasikan Duet Khofifah dan Emil Dardak pada Pilkada Jatim

Nasional
Prabowo Hendak Tambah Kementerian, Ganjar: Kalau Buat Aturan Sendiri Itu Langgar UU

Prabowo Hendak Tambah Kementerian, Ganjar: Kalau Buat Aturan Sendiri Itu Langgar UU

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com