Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri LHK Minta Penambangan Emas di Pulau Buru Disetop

Kompas.com - 20/03/2017, 16:59 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya menegaskan, pihaknya sudah meminta agar penambangan emas di Pulau Buru, Maluku, dihentikan.

Penambangan emas di Gunung Botak itu dinilai menyalahi aturan dan bisa membahayakan lingkungan serta warga karena menggunakan merkuri.

"Saya mungkin hampir sebulan sudah minta ke Pak Gubernur agar itu disetop dulu. Dan kelihatannya sudah disetop yang dua perusahaan itu," kata Siti di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (20/3/2017).

Siti mengatakan, Presiden Joko Widodo sendiri sudah mewanti-wanti mengenai larangan penggunaan merkuri dalam kegiatan penambangan ini. Masalah ini bahkan sudah dibahas dalam rapat terbatas 9 Maret 2017 lalu.

"Mungkin dua minggu sebelum ratas saya sudah minta disetop," ucapnya.

Siti mengatakan, saat ini setiap konversi atau pinjam pakai hutan harus diberi syarat bahwa proses penambangannya tidak boleh menggunakan merkuri. Pemerintah juga sudah memberitahukan syarat ini ke seluruh pemerintahan daerah.

"Memang tidak gampang, karena itu kan yang memakai rakyat. Dan rakyatnya itu butuh alternatif kan? Jadi, kita sambil pikirkan bisa tidak hutan sosial ini untuk tambang rakyat," ucap Siti.

Saat memimpin ratas pada 9 Maret lalu, Jokowi mengaku mendapat banyak informasi bahwa penggunaan merkuri di 850 spot pertambangan rakyat telah menimbulkan dampak pencemaran yang sangat berbahaya.

(Baca juga: Gubernur Maluku: Presiden Jokowi Perintahkan Penutupan Gunung Botak)

Penggunaan merkuri, lanjut Jokowi, bukan saja berbahaya bagi kesehatan 250.000 penambang, tapi juga berdampak bagi keluarga dan terutama pada anak-anak serta kesehatan masyarakat yang hidup di sekitar tambang.

Selain itu, pencemaran merkuri juga mengakibatkan pencemaran lingkungan berupa pencemaran udara, air, maupun tanah.

"Ini tidak boleh dibiarkan, apalagi Indonesia menjadi salah satu negara yang telah menandatangani Konvensi Minamata. Dan untuk itu saya minta diambil langkah-langkah cepat," ucap Jokowi.

Kompas TV Sengkarut Reklamasi, Ini Kata Menteri LHK
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

Nasional
Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Nasional
KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

Nasional
Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Nasional
KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

Nasional
KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

Nasional
Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Nasional
Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Nasional
Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nasional
Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Nasional
Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Nasional
Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non-Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non-Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com