Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Desak Pemerintah Ungkap Dalang Korupsi E-KTP

Kompas.com - 19/03/2017, 13:14 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Terungkapnya kasus dugaan korupsi proyek pengadaan Kartu Tanda Penduduk elektronik, disesalkan sejumlah warga.

Masyarakat merasakan langsung imbas dari proyek pengadaan e-KTP yang dikorupsi. Semisal, keterlambatan pengadaan e-KTP.

“Sangat disayangkan dengan adanya korupsi e-KTP ini. Karena masyarakat di satu sisi masih belum mendapatkan e-KTP itu sendiri, tapi para pejabat itu sudah menyalahgunakan,” kata Danang, warga asal Depok yang dijumpai Kompas.com di kawasan car free day di Bundaran Hotel Indonesia, Minggu (19/3/2017).

(Baca: Pengusutan Kasus E-KTP Dinilai Rawan Digembosi)

Ia mengaku memiliki adik yang hingga kini belum mendapatkan e-KTP. Meski, telah melakukan proses perekaman sejak awal Februari 2017 lalu.

Ia berharap pemerintah dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dapat mengusut tuntas kasus ini.

“Bukan hanya mendapat nama-nama yang telah dipublish di media, tetapi juga dalang mega korupsi e-KTP,” ujarnya.

Harapan yang sama juga disampaikan Noval, warga DKI Jakarta. Ia mengaku cukup kesulitan dalam mendapatkan akses fasilitas umum dan fasilitas sosial lantaran belum mengantongi e-KTP.

“Seperti kemana-mana kalau kita pergi itu. Kita jadi susah urus segala macam, seperti perbankan, rekening, BPJS. Itu bagaimana kalau kita tidak punya e-KTP,” kata Noval.

Ia mengaku, sejak tiga bulan lalu telah melakukan proses perekaman e-KTP. Namun hingga kini belum juga mendapatkan fisik e-KTP tersebut.

(Baca: "Ayo Kita Kawal Kasus E-KTP")

“Rencana akhir Mei mau jadi, tapi tidak tahu. Kalau belum jadi sampai kapan akan seperti ini,” ujarnya.

Sementara itu, peneliti Transparency International Indonesia, Agus Sarwono menuturkan, e-KTP merupakan salah satu instrument penting bagi warga untuk mengakses fasilitas umum dan fasilitas sosial.

Karena itu, ia berharap, masyarakat dapat mengawal proses pengusutan e-KTP yang kini telah masuk di dalam proses persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com