Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perludem Anggap Wajar Kenaikan 100 Persen Anggaran Verifikasi Parpol

Kompas.com - 18/03/2017, 16:41 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini menilai, kenaikan 100 persen anggaran verifikasi partai politik adalah konsekuensi yang mau tidak mau harus dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Titi mengatakan bahwa KPU sudah menggunakan pendekatan sesuai yang diatur dalam peraturan perundangan dalam hal verifikasi partai politik.

"Dalam undang-undang, verifikasi harus betul-betul memastikan syarat harus dipenuhi orang per orang," ujar Titi dalam diskusi di Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (18/3/2017).

"Misalkan ada syarat keanggotan. Untuk memastikan bahwa KTA yang diserahkan benar, berarti harus ada sensus dong. Dengan skala Indonesia yang sangat luas, kalau betul-betul ingin menegakkan aturan dengan benar, ya itulah konsekuensinya," lanjut dia.

Titi yakin jika peraturan perundangan tidak mensyaratkan bahwa verifikasi partai politik tidak terlalu ketat, maka kenaikan anggaran baru dapat dikritisi. Intinya, verifikasi partai politik bisa jauh lebih murah.

Jika ada kelompok yang mengkritisi naiknya anggaran verifikasi partai politik, Titi meminta kelompok tersebut untuk mengajukan perubahan undang-undang.

"Kalau dia tidak mau biayanya mahal, ya ubah dong syarat menjadi peserta pemilunya, menjadi sederhana, lebih mudah. Jadi lagi-lagi balik ke regulasi," ujar Titi.

KPU telah menganggarkan dana sebesar Rp 452 miliar untuk menyukseskan kegiatan verifikasi partai politik calon peserta pemilihan umum 2019.

Angka yang melonjak hingga 100 persen jika dibandingkan dengan anggaran verifkasi parpol di pemilu 2012 silam yang hanya sebesar Rp 224 miliar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com