Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejumlah Tokoh Lintas Agama akan Keliling Eropa dan Amerika Kenalkan Islam Moderat Indonesia

Kompas.com - 17/03/2017, 23:18 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Sejumlah tokoh lintas agama berencana berkeliling ke sejumlah negara di benua Eropa dan Amerika Serikat, untuk memperkenalkan nilai-nilai toleransi antarumat beragama.

Sebagai negara yang multi etnis dan multi agama, Indonesia dipandang dapat menjadi contoh bagi negara lain dalam mewujudkan nilai-nilai kerukunan antar umat beragama.

“Rombongan itu sendiri akan bicara tentang bagaiman kerukunan agaman, bagaimana Islam moderat Indonesia sangat berperan, bagaimana nasionalisme Indonesia itu satu tiang pancangnya adalah umat beragama yang toleran dan inklusif,” kata pendiri Institut Leimena, Jakob Tobing, usai bertemu Wakil Presiden Jusuf Kalla di Istana Wapres, Jumat (17/3/2017).

Selain dia, sejumlah tokoh lintas agama yang akan ikut serta di antaranya Alwi Shihab, Azyumardi Azra, Amin Abdullah dan Maarif Syafii. Ada pun negara-negara yang akan dikunjungi seperti Jerman, Inggris, Belanda, Perancis dan Amerika Serikat.

Menurut dia, selama ini persoalan agama sering kali dipandang secara apriori, seperti yang terjadi di Timur Tengah. Sementara, Indonesia yang merupakan negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, dapat hidup rukun berdampingan dengan warga yang beragama lain.

“Walau pun ada gejolak sana-sini sedikit begitu ya seperti yang di Jakarta, jika dibandingkan dengan 250 juta rakyat Indonesia tidak banyak kan. Tapi, kita ingin perlihatkan karena kadang ini kan luput dan kita katanya terlalu baik jadi tidak kelihatan,” ujarnya.

Dalam kegiatan tersebut, lanjut dia, tak hanya tokoh kristiani yang akan memperkenalkan nilai-nilai Islam moderat, tetapi juga sebaliknya.

Kegiatan yang akan dilangsungkan pada 28 Maret hingga 11 Mei itu diharapkan dapat menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia merupakan negara multi etnis yang dapat hidup rukun.

Sementara itu, tokoh muslim, Amin Abdullah menuturkan, kerukunan antar umat beragama di Indonesia tak lagi sebatas pada tataran dialog dan teori, melainkan sudah pada tahapan praktek. Sejarah menunjukkan nilai-nilai kebhinekaan yang terbangun selama ini pun tertata dengan baik.

“Wapres juga menekankan bagaimana hari libur semua agama (di Indonesia) ada. Mana ada itu di negara lain seperti itu, dan itu kan luar biasa yang sudah mendarah daging,” kata Amin.

Selama ini, ia menambahkan, Timur Tengah selalu menjadi kiblat bagi negara-negara barat dalam menilai islam. Padahal, Indonesia dapat menjadi contoh yang lebih baik dibandingkan Timur Tengah dalam mewujudkan nilai-nilai kerukunan antar umat beragama.

Selain berkeliling, ia mengatakan, Indonesia juga akan mengundang tokoh dari negara lain untuk hadir pada kegiatan pre-summit meeting yang akan digelar tahun depan.

Kegiatan yang akan fokus pada interfaith dan intercultural dialogue itu rencananya akan dilangsungkan di Yogyakarta dan bekerja sama dengan Keraton Kesultanan Yogyakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com