Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPK: 5 Laporan Gratifikasi Hadiah Raja Salman, dari Jam Rolex hingga Pedang Emas

Kompas.com - 16/03/2017, 17:09 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemberantasan Korupsi mempublikasikan laporan gratifikasi pada kunjungan kenegaraan Kerajaan Arab Saudi pada awal Maret lalu. Laporkan gratifikasi itu berasal dari tiga menteri, satu kepala daerah dan Kapolri.

Direktur Gratifikasi KPK Giri Suprapdiono mengatakan, lima laporan gratifikasi diterima KPK dalam rentang waktu 7-15 Maret 2017. Laporan pertama kali dilakukan oleh Kapolri Jenderal Tito Karnavian pada Selasa (7/3/2017) dengan melaporkan pedang berwarna keemasan.

Meski demikian, nama pelapor lain tidak dapat disebutkan oleh KPK karena tidak mendapat persetujuan dari pelapor.

"Kami mengapresiasi para pelapor karena hanya dengan integritas dan kejujuran lah mereka laporkan gratifikasi," kata Giri di gedung KPK, Jakarta, Kamis (16/3/2017).

(Baca: Kapolri Sebut Cenderamata dari Arab Saudi Bukan Pedang Emas)

Giri menuturkan, KPK mengapresiasi Kerajaan Arab Saudi yang ingin membina hubungan baik dalam kunjungan kenegaraan.

Meski demikian, penyelenggara negara tidak dapat menerima hadiah terkait jabatannya. Hal itu didasarkan oleh Undang-undang nomor 20 tahun 2001 tenang perubahan atas Undang-undang nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

KPK, lanjut Giri, membutuhkan waktu sekitar 30 hari untuk menganalisis nilai pemberian dan memberikan keputusan pengembalian barang.

"Kami butuh waktu pastikan ini benar emas apa tidak. Buruh waktu 30 hari kerja untuk lakukan analisa apakah ini milik negara, kantor atau pribadi," ujar Giri.

(Baca: Menlu Retno Bantah Sembunyikan Pedang Emas Pemberian Raja Salman)

Berikut adalah barang-barang yang dilaporkan ke KPK: Lima gratifikasi itu diantaranya:

1. Satu buah Pedang berwarna keemasan
2. Satu buah pedang berwarna keemasan
3. Satu buah belati
4. Satu set aksesoris terdiri dari:
- satu jam rolex sky dweller
- satu jam meja rolex desk clock 8235
- satu pasang manset emas merk chopard
- satu ballpoint emas merk chopard
- satu buah tasbih.

5. Satu set aksesoris terdiri dari:
- satu jam tangan mouawad grande ellipse
- satu buah cincin emas 18 karat bertahta satu buah princess cut diamond 3.120 cts dan 16 buah white diamonds 1.395 cts (mouawad certificate of authenticity)
- satu pasang manset bertahta satu princess cut diamonds 2.130cts, satu rectangel cut diamond 2.140 cts, dan 32 white diamonds 2.53 cts
- satu buah ballpoint merk mouwad
- satu tasbih berwarna hitam.

Kompas TV Pengamanan di Bali, khususnya di Nusa Dua, tempat Raja menginap juga diperketat
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com