Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Klinik Apung Said Tuhuleley sampai ke Pulau Terpencil

Kompas.com - 27/02/2017, 21:11 WIB

KOMPAS - Kapal Motor Said Tuhuleley seberat 8 ton berlayar meninggalkan Pelabuhan Yos Sudarso, Ambon, Maluku, menuju Pulau Saparua, Sabtu (25/2) pagi. Kapal berbasis yacht berbiaya Rp 2 miliar itu bukan sembarang kapal. Kapal itu berfungsi sebagai klinik apung yang melayani secara cuma-cuma seluruh rakyat Maluku tanpa membedakan suku, agama, ras, dan antar-golongan hingga ke pulau terpencil. Hal ini yang membuat selain melayani kesehatan dalam tugas kemanusiaan, kapal ini juga membawa misi penting, yakni merawat kebinekaan di Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Nama Said Tuhuleley menjadi istimewa karena merujuk kader Muhammadiyah asal Maluku yang mumpuni dan meninggal pada 9 Juni 2015 dalam usia 62 tahun. Perjalanan pertama klinik apung dari Ambon ke Pulau Saparua (sebelumnya berlayar dari Jakarta ke Ambon) juga bukan tanpa makna. Untuk sebuah pelayaran pertama, klinik apung ini sungguh tepat momen dan sasarannya.

Maluku bagaikan miniatur dari Indonesia sebagai negara maritim, lautan yang bertaburkan pulau. Nama Said pun pantas diabadikan, salah satunya, karena dia mendedikasikan separuh hidupnya bagi tugas kemanusiaan melalui Muhammadiyah. Sejak 2005, Said dipercaya menjadi Ketua Majelis Pemberdayaan Masyarakat Pimpinan Pusat (MPM PP) Muhammadiyah.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendi menyebut Said sebagai sosok yang intens mengimplementasikan tauhid sosial. Melalui MPM, Said memimpin gerakan yang menggumuli dunia buruh, petani, dan nelayan. Bidang yang belum pernah dirambah Muhammadiyah sebelumnya.

"Klinik apung menjawab kebutuhan masyarakat di daerah kepulauan ini," kata Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir saat mendampingi Presiden Joko Widodo meresmikan klinik apung di Pelabuhan Yos Sudarso, Jumat (24/2).

Layanan negara

Ketua Badan Pengurus Lazismu PP Muhammadiyah Hilman Latief di sela kegiatan Tanwir Muhammadiyah di Gedung Islamic Center, Ambon, menceritakan gagasan pengadaan klinik apung yang dibangun Galangan Yang Ming Marine, Jakarta, selama empat bulan. Muhammadiyah tergerak melayani warga di daerah terpencil yang belum menikmati pelayanan kesehatan secara maksimal dari negara.

Klinik apung cocok untuk Maluku, yang dijuluki "Negeri Seribu Pulau". Namun, satu kapal tentu belum cukup untuk berkeliling Maluku. Ada 1.340 pulau yang tersebar di 11 kabupaten/kota di Maluku. "Pengadaan klinik apung baru pertama kali dilakukan. Menurut rencana, ada 15 kapal lagi khusus untuk pelayanan kesehatan warga di pulau-pulau terpencil," kata Hilman.

Ketersediaan dokter di Maluku baru 6:10.000 orang dari idealnya 11:10.000. Banyak warga sakit tidak bisa tertolong karena jauh dari akses kesehatan. Bahkan, di Kabupaten Maluku Barat Daya, seperti Pulau Liran, Wetar, dan Kisar, banyak warga memilih berobat ke negara tetangga, Timor-Leste, karena lebih dekat.

Selain awak kapal, klinik apung dioperasikan oleh 3 dokter, 5 perawat, dan 1 apoteker. "Pelayanan ini bukan hanya buat warga Muhammadiyah atau umat Islam, melainkan juga untuk semua orang. Pelayanan kesehatan tidak memandang siapa orangnya. Ini adalah misi kemanusiaan," ujar Hilman.

Pemprov Maluku pun menyambut gembira. "Selama ini kami sewa kapal yang sangat mahal," kata Kepala Dinas Kesehatan Maluku Meikyal Pontoh. Ibarat pepatah sekali kayuh dua tiga pulau terlampaui, lewat klinik apung Said Tuhuleley, Muhammadiyah tidak hanya merawat kesehatan rakyat Maluku, tetapi juga merawat kebinekaan Indonesia. (FRN/IVV)
--
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 27 Februari 2017, di halaman 2 dengan judul "Klinik Apung Said Tuhuleley sampai ke Pulau Terpencil".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com