Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Demo soal Ahok, Fadli Zon Minta Pengunjuk Rasa Tak Masuk DPR

Kompas.com - 20/02/2017, 12:56 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fadli Zon mengimbau agar para demonstran yang rencananya berunjuk rasa di DPR keesokan hari tak masuk ke dalam Gedung DPR.

Hal itu disampaikam Fadli menanggapi rencana Forum Umat Islam (FUI) yang akan berunjuk rasa di DPR dengan tuntutan memberhentikan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dari jabatan Gubernur DKI Jakarta.

"Demonstrasi silakan. Demonstrasi ini kan hak masyarakat, yang peling penting dilakukan dengan tertib. Tuntutan apa nanti DPR akan menerima aspirasi masyarakat. Diperbolehkan, tapi tempatnya di depan," kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (21/2/2017).

Fadli juga mengomentari alasan pengunjuk rasa masuk ke DPR untuk melaksanalan shalat di masjid di dalam Kompleks Parlemen. Menurut Fadli, jika para pengunjuk rasa ingin melaksanakan shalat, bisa dilakukan di masjid-masjid yang ada di sekitar gedung DPR.

(Baca: Mendagri Khawatir Digugat jika Berhentikan Ahok)

Saat ditanya apakah Pimpiman DPR akan menemui dan mengakomodasi aspirasi yang disampaikan oleh pengunjuk rasa, Fadli menjawab hal itu akan dilakukan sepanjang ada permintaan dari pihak demonstran.

Apalagi, menurut Fadli, tuntutan yang disampaikan sejauh ini masuk akal. Berdasarkan yurisprudensi yang ada sebelumnya, seorang kepala daerah yang berstatus tersangka dengan ancaman hukuman lima tahun seyogianya harus diberhentikan sementara.

Politisi Partai Gerindra itu menambahkan, sikap Ketua Mahkamah Agung yang sebelumnya dimintai fatwa oleh pemerintah juga sudah jelas.

Ketua MA, Hatta Ali telah mengatakan jika MA mengeluarkan fatwa terkait kebijakan pengaktifan kembali Ahok sebagai Gubernur DKI, dikhawatirkan bakal memengaruhi independensi peradilan. Pasalnya, kini pengadilan tengah menyidangkan kasus dugaan penistaan agama yang melibatkan Ahok.

(Baca: Fraksi Pemerintah Tolak Hak Angket Status Ahok)

"Ini sangat masuk akal, itu juga kita menuntut. Saya termasuk yang berpendapat menang sudah seharusnya diberhentikan," ucap Fadli.

"Sebenarnya Menteri Dalam Negeri bisa memberhentikan tapi karena dia mungkin dari parpol yang mempunyai kepentingan dengan calon juga, ya saya kira kebijakan jadi bias," lanjut Fadli.

Sebelumnya diberitakan, mencuat rencana unjuk rasa yang akan dilakukan oleh Forum Umat Islam (FUI) di DPR.

Tuntutan yang hendak mereka sampaikan ialah agar Menteri Dalam Negeri segera memberhentikan Ahok dari jabatan Gubernur DKI karena berstatus terdakwa dengan ancaman hukuman lima tahun penjara.

Kompas TV Empat fraksi di DPRD DKI Jakarta akan melakukan boikot rapat satuan kerja perangkat daerah hingga ada keputusan Mendagri soal penonaktifan Basuki Tjahaja Purnama yang berstatus terdakwa. Salah satu fraksi yang akan melakukan boikot adalah PKS. PKS menilai, upaya boikot merupakan hak fraksinya. Status Ahok yang kembali menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta, dipersoalkan dengan status terdakwa atas kasus dugaan penodaan agama. Selain PKS, fraksi lain yang akan melakukan boikot ialah Gerindra dan PKB.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sidang SYL, KPK Hadirkan Sejumlah Pegawai Kementan Jadi Saksi

Sidang SYL, KPK Hadirkan Sejumlah Pegawai Kementan Jadi Saksi

Nasional
Kemenag Imbau Jemaah Haji Lansia Manfaatkan Rukhsah Saat Beribadah

Kemenag Imbau Jemaah Haji Lansia Manfaatkan Rukhsah Saat Beribadah

Nasional
Kemenag Akan Gelar Sidang Isbat Lebaran Idul Adha 7 Juni 2024

Kemenag Akan Gelar Sidang Isbat Lebaran Idul Adha 7 Juni 2024

Nasional
Romlah Melawan Katarak demi Sepotong Baju untuk Sang Cucu

Romlah Melawan Katarak demi Sepotong Baju untuk Sang Cucu

Nasional
“Deal” Politik Nasdem dan PKB Bakal Jadi Penentu Dukungan untuk Anies Maju pada Pilkada Jakarta 2024

“Deal” Politik Nasdem dan PKB Bakal Jadi Penentu Dukungan untuk Anies Maju pada Pilkada Jakarta 2024

Nasional
Bendum dan Wabendum Partai Nasdem Jadi Saksi di Sidang SYL Hari Ini

Bendum dan Wabendum Partai Nasdem Jadi Saksi di Sidang SYL Hari Ini

Nasional
Tak Khawatirkan Gempa di Senabang Aceh, Risma: Posisinya di Laut...

Tak Khawatirkan Gempa di Senabang Aceh, Risma: Posisinya di Laut...

Nasional
PKS Minta Uang Program Tapera Tidak Dipakai untuk Proyek Risiko Tinggi seperti IKN

PKS Minta Uang Program Tapera Tidak Dipakai untuk Proyek Risiko Tinggi seperti IKN

Nasional
DPR Akan Panggil Pemerintah Terkait Polemik Pemotongan Gaji untuk Tapera

DPR Akan Panggil Pemerintah Terkait Polemik Pemotongan Gaji untuk Tapera

Nasional
Diminta Perbanyak Renovasi Rumah Lansia, Risma: Mohon Maaf, Anggaran Kami Terbatas

Diminta Perbanyak Renovasi Rumah Lansia, Risma: Mohon Maaf, Anggaran Kami Terbatas

Nasional
Hari Ini, Ahmad Sahroni Jadi Saksi di Sidang SYL

Hari Ini, Ahmad Sahroni Jadi Saksi di Sidang SYL

Nasional
Partai Buruh Tolak Gaji Karyawan Dipotong untuk Tapera, Singgung Cicilan Rumah Subsidi

Partai Buruh Tolak Gaji Karyawan Dipotong untuk Tapera, Singgung Cicilan Rumah Subsidi

Nasional
Istri, Anak, dan Cucu SYL Kembali Jadi Saksi dalam Sidang Hari Ini

Istri, Anak, dan Cucu SYL Kembali Jadi Saksi dalam Sidang Hari Ini

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anak SYL Disentil Hakim | Jampidsus Dilaporkan ke KPK Atas Dugaan Pemufakatan Jahat

[POPULER NASIONAL] Anak SYL Disentil Hakim | Jampidsus Dilaporkan ke KPK Atas Dugaan Pemufakatan Jahat

Nasional
Tanggal 2 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 2 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com