JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat sosial Benny Susetyo menilai, masyarakat saat ini sudah cerdas memilih calon kepala daerah.
Masyarakat akan memilih calon yang memiliki kompetensi untuk membangun daerah. Publik, kata dia, tak akan memilih kandidat yang terlalu muluk-muluk memberikan janji.
“Rakyat itu tidak butuh janji yang muluk-muluk, rakyat itu tidak butuh janji yang terlalu overdosis, tetapi tidak realistis. Rakyat itu akan memilih pemimpin yang memiliki keutamaan,” kata Benny saat diskusi bertajuk "Jaga Demokrasi, Tolak Kecurangan dan Kekerasan. Selamatkan Demokrasi, Tolak Korupsi dan Dinasti" di Jakarta, Minggu (12/2/2017).
(Baca: Masa Tenang Pilkada, Cagub-Cawagub hingga Media Dilarang Berkampanye)
Setidaknya, ada tiga keutamaan yang menjadi faktor rakyat memilih seorang kandidat.
Pertama, kandidat itu haruslah seseorang yang memiliki keberanian, mulai dari menegakkan aturan, memberantas mafia, menata birokrasi yang korup, hingga menegakkan profesionalitas birokrasi.
Kedua, kata dia, kandidat itu memiliki kedekatan dengan masyarakat.
“Pemimpin yang tidak (terlalu mengutamakan) menjaga image, tidak obral janji, yang mampu peduli kepada mereka yang lemah, yang miskin,” ujarnya.
Terakhir, kandidat itu memiliki orisinalitas dan tidak menonjolkan "make-up politik".
Jelang pemilihan, menurut dia, banyak kandidat yang mengobral janji, seakan dirinya mampu melakukan segala hal di luar kemampuan mereka.
Namun, ia mengatakan, masyarakat juga menyadari bahwa setiap kandidat juga memiliki kapasitas dan keterbatasan.
(Baca: Ribuan Personel Gabungan Ikuti Apel Persiapan Pilkada di Monas)
“Dia (kandidat) bukan Superman. Akan tetapi, pemimpin yang menganggap dirinya Superman, itu tidak usah dipilih,” tandasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.