Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudirman Said Dukung Pembiayaan Parpol oleh Negara

Kompas.com - 07/01/2017, 15:15 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Institut Harkat Negeri Sudirman Said mendukung pembiayaan dana partai partai politik oleh Negara.

Menurut dia, banyak kasus korupsi yang dilakukan oleh kepala daerah pada akhirnya juga merugikan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Jika parpol diberi alokasi dana khusus, maka tanggung jawab terhadap anggaran partai juga diharapkan lebih tinggi.

Saat ini, kata Sudirman, alokasi anggaran yang secara formal diberikan kepada parpol, masih jauh di bawah satu persen dari APBN.

"Padahal kalau satu persen saja itu tentu besar. Enggak usah satu persen, 0,5 persen saja sudah Rp 10 triliun. Sebagian urusan partai barangkali tidak harus dengan cara seperti ini (korupsi-red)," kata dia.

"Lebih dari itu, kalau dialokasikan dengan APBN ada kewajiban audit, dilaporkan," ujar Sudirman.

Dia mengungkapkan pandangan itu dalam sebuah acara diskusi di bilangan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (7/1/2017).

Menurut dia, mereka yang berpotensi menjadi kepala daerah tidak harus mencari dana dengan cara-cara sendiri, karena telah difasilitasi Negara. Transparansi pun terbentuk.

Selain itu, jika dana parpol dialokasikan khusus, maka kesempatan bagi kader untuk masuk ke politik akan menjadi lebih adil.

"Orang diukur bukan dengan kemampuan membayar tapi kemampuannya sebagai politisi," tutur mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) itu.

Sementara itu, Koordinator Indonesian Corruption Watch (ICW) Adnan Topan Husodo menilai dana parpol akan berdampak pada daya tekan Negara terhadap partai-partai politik.

Kepatuhan partai politik terhadap aturan main yang diatur negara dianggap akan lebih besar, jika alokasi dana APBN yang diberikan untuk parpol lebih besar, atau setidaknya lebih dari satu persen.

Hal itu juga bisa mendorong transparansi dana parpol. Saat ini, ICW melihat belum ada transparansi dari partai-partai politik.

Misalnya, jika dicek melalui situs resmi partai, tak ada informasi atau data yang memaparkan soal dana parpol tersebut.

"Kalau dana APBN yang masuk partai tidak lebih dari satu persen, daya tekan negara terhadap partai hanya sebesar itu," ujar Adnan.

"Dengan memasukkan anggaran negara ke tubuh partai, partai perilakunya harus sama seperti lembaga lain. Sehingga partai bukan milik pribadi," sambung dia lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Nasional
Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

Nasional
Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Nasional
Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com