JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo menyoroti lahan pertanian yang belum digarap secara maksimal selama dua tahun terakhir pemerintahannya.
Padahal, Indonesia mempunyai lahan pertanian yang sangat luas, yakni sekitar 36,8 juta hektar.
"Salah satu contohnya adalah ada luas lahan persawahan 8,1 juta hektar namun baru 4,1 hektar yang teraliri air irigasi. Saya ingatkan, masih terdapat 4 juta hektar lahan persawahan yang belum terairi oleh irigasi," ucap Jokowi saat memimpin rapat terbatas di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (6/12/2016).
Selain itu, Jokowi mengingatkan masih ada juga 5,02 juta hektar ladang dan 12,01 juta hektar kebun yang perlu dibuatkan kantung air atau embung.
Jokowi meminta jajarannya fokus untuk mengembangkan sarana prasarana di lahan pertanian ini.
"Tidak ada pilihan lain, kita harus kembangkan sumber air, normalisasi sungai, perbaiki saluran irigasi primer dan sekunder, serta bangun embung," ucap Jokowi.
Dengan cara itu, kata dia, petani bisa memgoptimalkan lahan pertanian yang ada dan dapat meningkatkan produksi pertanian agar swasembada pangan bisa tercapai.
Sejak 2015, lanjut Jokowi, pemerintah telah mengubah fokus anggaran Kementerian Pertanian untuk belanja sarana dan prasarana yakni pada kisaran 60 persen.
Untuk meningkatkan sarana dan prasarana pertanian, pada RAPBN 2017 nantinya akan ditetapkan belanja sarana dan prasarana pertanian sebesar 70 persen dari total anggaran yang ada di kementerian Pertanian.
"Atau senilai kurang lebih Rp 16,6 Triliun," ucap Jokowi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.