JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto membantah pertemuannya dengan Presiden Joko Widodo, Kamis (17/11/2016) siang, menyiratkan bahwa Gerindra akan merapat mendukung pemerintah.
"Oh tidak, tidak," ujar Prabowo di teras Istana Merdeka, Jakarta, di sela pertemuan.
Menurut Prabowo, partainya akan tetap berada di jalur oposisi. Gerindra bakal terus konsisten mengkritik pemerintahan.
"Demokrasi membutuhkan kritik," ujar Prabowo. (Baca: Jokowi dan Prabowo Sepakat Jaga Kemajemukan Indonesia)
Lagi pula, Presiden Jokowi tidak pernah meminta Gerindra menghentikan kritik terhadap pemerintahan.
"Dari dulu komitmen sama beliau (Jokowi) adalah beliau di eksekutif, kami di legislatif. Kalau ada kebijakan yang kurang berkenan, kami akan (bersikap) kritis," kata Prabowo.
Jokowi, lanjut dia, juga tidak takut atas kritik Partai Gerindra. Prabowo menambahkan, dalam demokrasi modern, kritik itu sangat dibutuhkan dalam membangun negara. (Baca: Di Depan Jokowi, Prabowo Tegaskan Siap Bantu Pemerintah)
"Pak Jokowi Tidak minta kita beo (mengikuti). Demokrasi yang modern bukan bebek," ujar Prabowo.
Meski demikian, Prabowo menganggap ada persamaan nilai antara dirinya dan Jokowi, yakni soal mengedepankan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan.
Jokowi dan dirinya sama-sama berpegang teguh pada UUD 1945, Pancasila, dan prinsip Bhinneka Tunggal Ika.
"Dan budaya bangsa yang menyelesaikan masalah dengan musyawarah, mufakat, kekeluargaan. Kita tidak mau perpecahan. Berbeda boleh," ujar Prabowo.
Diberitakan, Presiden Jokowi menerima Prabowo di Istana Merdeka, Kamis siang.
Pertemuan itu berlangsung tertutup. Namun, keduanya sempat berbincang di teras Istana Merdeka seusai santap siang dengan menu ikan bakar. (Baca: Menu Ikan Bakar dan Pesan Persatuan dalam Makan Siang Jokowi dan Prabowo)