Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 WNI Diculik Perompak, Ini yang Dilakukan Malaysia agar Tak Terulang

Kompas.com - 08/11/2016, 13:26 WIB
Dimas Jarot Bayu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi melakukan pertemuan dengan Menteri Besar Sabah, Dato Musa Aman, di Kota Kinabalu, Malaysia, Selasa (8/11/2016).

Dalam pertemuan tersebut, Retno membahas penculikan nelayan warga negara Indonesia (WNI) di perairan Malaysia.

Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri, Lalu Muhammad Iqbal, mengatakan, Retno menyampaikan keprihatinan yang mendalam atas terulangnya kejadian penculikan nelayan WNI di perairan Malaysia.

Terakhir, dua WNI diculik di Perairan Sabah pada Sabtu (5/11/2016).

"Menlu juga mengulang kembali permintaan yang pernah disampaikan sebelumnya agar Pemerintah Malaysia memberikan jaminan keselamatan bagi sekitar 6.000 WNI yang bekerja di kapal-kapal penangkap ikan Malaysia," kata Iqbal dalam keterangan persnya, Selasa (8/11/2016).

(Baca: Cerita Pilu WNI 4,5 Tahun Disandera Perompak Somalia)

Menanggapi permintaan itu, kata Iqbal, Dato Musa yang didampingi Komandan Eastern Sabah Security Command (Ecccom) Mayjen Wan Abdul Bari mengakui adanya keperluan meningkatkan mekanisme pengamanan perairan yang ada saat ini.

Keduanya menyampaikan, masing-masing dapat memahami sepenuhnya keprihatinan tersebut.

Untuk itu, beberapa pendekatan baru akan dilakukan demi menjamin keselamatan sekitar 6.000 WNI yang bekerja di kapal-kapal penangkap ikan Malaysia.

"Kedua pejabat menyampaikan akan menggunakan beberapa pendekatan baru, antara lain dengan mewajibkan pemilik kapal melengkapi kapal dengan peralatan automatic identification system (AIS)," ucap Iqbal.

(Baca: Kronologi Penculikan 2 WNI di Perairan Malaysia)

Iqbal menuturkan, kedua pejabat Malaysia itu juga akan melakukan sosialisasi langkah pengamanan pelayaran kepada majikan dan para ABK kapal.

"Lalu membangun mekanisme quick response yang lebih baik serta membuat safety point di sejumlah pulau kecil di sekitar perairan Sabah," kata Iqbal.

Dua WNI yang diculik sebelumnya adalah nakhoda untuk dua kapal yang berbeda. Keduanya berasal dari Buton, Sulawesi Tenggara. Mereka menakhodai Kapal SSK 00520 F dan SN 1154/4F.

Belum diketahui siapa yang menculik. Atas kejadian ini, Pemerintah Indonesia mengimbau para anak buah kapal Indonesia di Sabah untuk tidak melaut sementara waktu.

Mereka baru diperbolehkan berlayar sampai situasi keamanan dianggap kondusif.

Peristiwa penculikan terhadap pelaut Indonesia di Sabah adalah kejadian yang kesekian. Juli lalu, tiga ABK WNI diculik oleh kelompok militan Abu Sayyaf.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com