JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan, aktivitas pertahanan di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, semakin meningkat selama dua tahun pemerintah Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Hal itu terjadi karena mobilisasi tentara dan alutsista ke daerah itu.
"Tiga angkatan TNI kita sudah ke sana (TNI AU, TNI AD dan TNI AL)," ujar Ryamizard di Kantor Kepala Staf Presiden, Jakarta, Kamis (27/10/2016).
(baca: Dukung Kesiapan Latihan di Natuna, Yonbekang TNI AD Kirim Leopard dan Pasukan)
Khusus TNI Angkatan Darat, akan ditempatkan satu batalyon Raider di Natuna. Sementara itu, masing-masing akan ditempatkan satu kompi pasukan elite TNI AU Korps Pasukan Khas (Korpaskhas) dan pasukan elite TNI AL Marinir.
"Ada tiga kapal Sea Raider untuk mendukung mereka kejar-kejaran di laut," ujar dia.
Kedua, yakni keberadaan landasan pesawat tempur dan pesawat komersil serta perangkat pertahanan lainnya juga ditempatkan di sana.
(baca: Saat Menteri Susi "Tawar-menawar" dengan Jokowi soal Kawasan Perikanan Natuna...)
Saat ini, baru landasan dan pesawat tempur saja yang sudah dapat digunakan. Sementara, perangkat radar laut dan udara serta drone baru akan diadakan beberapa waktu mendatang.
"Jadi apa yang terjadi di Laut China Selatan bisa kita lihat. Kelihatan ada yang masuk, tinggal kejar saja," ujar Ryamizard.
Ke depan, pemerintah juga akan membangun pelabuhan dan melebarkan jalan-jalan di Natuna.
Hal tersebut demi percepatan pertumbuhan ekonomi di salah satu kabupaten terluar di Indonesia tersebut.
"Natuna itu ibaratnya pintu depan. Kalau orang lihat kok pintu depannya enggak ada yang jaga, jangan begitu. Apalagi dari konflik (Laut China Selatan) ini, walaupun kita tidak terlibat konflik di dalamnya tapi tetap harus ada yang jaga," ujar Ryamizard.