JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar memastikan pelaku penyerangan terhadap polisi di Tangerang, Sultan Azianzah (22), merupakan anggota kelompok Jamaah Ansharut Daulah.
Sultan diketahui kerap menyambangi pondok pesantren Ansharullah di Dusun Sembung Jaya, Kecamatan Cisaga, Ciamis.
Pesantren itu diketuai oleh Fauzan Al Anshori yang tergabung dalam kelompok tersebut.
Bersama Fauzan, Sultan pernah beberapa kali menyambangi pimpinan kelompok JAD, Aman Abdurrahman, di Nusakambangan.
"Cukup terkonfirmasi bahwa Sultan bagian dari sel jaringan Aman Abdurrahman," ujar Boy, di Kompleks Mabes Polri, Jakarta, Jumat (21/10/2016).
Sejak 2013, Sultan memisahkan diri dari kehidupan sosialnya, bahkan dengan keluarganya.
Ia menjadi lebih tertutup beberapa tahun belakangan.
Boy mengatakan, menurut keluarganya, Sultan kerap menghilang berhari-hari, lalu kembali ke rumah, kemudian menghilang lagi.
(Baca: Dari Rumah Penyerang Polisi di Tangerang Ditemukan Senjata Tajam dan Bahan Peledak)
Diduga, saat menghilang, Sultan melarikan diri ke pondok pesantren Ansharullah di Ciamis untuk memupuk ajaran radikal.
Orangtua dan kakak Sultan yang merupakan polisi di Polres Metro Tangerang pernah menjemput Sultan di pondok pesantren itu pada Oktober 2015.
Namun, ia berhasil melarikan diri saat dititipkan di Polsek Cisaga.
Dari sana, polisi menyimpulkan bahwa Sultan telah direkrut oleh jaringan kelompok radikal JAD.
Boy yakin, selama ini Sultan mendapatkan informasi yang keliru sehingga memprovokasi dirinya untuk bertindak brutal.
"Ada proses cuci otak, doktrinasi yang berhasil terhadap Sultan sehingga melakukan tindakan seperti ini. Umurnya masih 22 itu usia rentan untuk terpengaruh," kata Boy.