JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi menemukan dua senjata tajam dan dua bom pipa di lokasi penyerangan Kapolres Tangerang Kompol Effendi dan dua polisi lain di depan sekolah Yupentek, Kawasan Pendidikan Cikokol, Kota Tangerang.
Setelah melakukan olah tempat kejadian perkara, penyidik menggeledah kediaman pelaku, Sultan Azianzah (22), di Kecamatan Spatan, Kabupaten Tangerang.
Dari kediamannya, ditemukan berbagai jenis senjata tajam dan alat peledak.
"Ada samurai, dua pisau, ranjau paku, amunisi aktif, dan serbuk potasium," ujar Boy, di Kompleks Mabes Polri, Jakarta, Jumat (21/10/2016).
Selain itu, ditemukan juga pipa menyerupai benda yang ditemukan di lokasi kejadian.
Pipa tersebut dipotong dengan beberapa ukuran berbeda, mulai dari ukuran 50 sentimeter, 30 sentimeter, dan 20 sentimeter.
"Biasanya pipa itu dipakai sebagai casing bahan peledak yang isinya potasium," kata Boy.
(Baca: Penyerang Kapolres Tangerang Pernah Sambangi Pimpinan Kelompok JAD di Nusakambangan)
Ditemukan juga batu baterai yang biasanya digunakan sebagai pemicu ledakan.
Tak hanya itu, beberapa lembar stiker bergambar lambang ISIS juga ditemukan di kamar Sultan.
Stiker tersebut sama dengan yang ditempelkan di pos polisi tempat penyerangan terjadi.
"Ada juga buku berjudul Petaka Akhir Jaman. Buku ini sangat mungkin memengaruhi pikirannya," kata Boy.
Polisi yakin Sultan tergabung dalam kelompok radikal karena beberapa kali menyambangi pimpinan kelompok Jamaah Ansharut Daulah, Aman Abdurrahman, di Nusakambangan.
Ia juga kerap bersembunyi di pondok pesantren Ansharullah milik Fauzan Al Anshori.
Diketahui, Fauzan merupakan petinggi di kelompok Daulah Islamiyah yang terafiliasi dengan kelompok JAD.