Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendagri: Apa "Fair" Partai Baru Langsung Mengajukan Capres?

Kompas.com - 27/09/2016, 15:50 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengaku sudah bertemu dengan perwakilan sejumlah partai baru untuk membicarakan mengenai revisi Undang-Undang tentang Pemilihan Umum.

Menurut dia, parpol baru keberatan dengan usulan pemerintah yang menggunakan hasil pemilihan legislatif 2014 sebagai syarat mengusung capres pada 2019.

Dengan aturan itu, partai baru yang tidak ikut pemilu 2014 seperti Partai Perindo, Partai Idaman dan Partai Solidaritas Indonesia, tidak bisa langsung ikut mengusung capres pada pemilu 2019 mendatang.

(Baca: Jokowi: Revisi UU Pemilu Jangan Terjebak Perangkap Politik Jangka Pendek)

"Hasil lobi, mereka tetap ingin otomatis mengajukan capres, tapi apakah ini fair?" kata Tjahjo saat menjadi pembicara dalam Pertemuan Nasional I Legislatif dan Eksekutif Partai Golkar di Jakarta, Selasa (27/9/2016).

Tjahjo menilai tidak adil jika partai yang baru lolos verifikasi Menteri Hukum dan HAM mempunyai hak yang sama dengan parpol lama.

Dia ingin agar partai-partai baru berjuang terlebih dahulu untuk merebut kursi di parlemen.

"Karena kan belum terbukti bahwa partai ini diinginkan masyarakat," tambah dia.

Namun pada akhirnya, Tjahjo menyerahkan sepenuhnya kepada sepuluh fraksi di DPR. Sebab, revisi UU yang diusulkan pemerintah belum final dan harus disepakati bersama dengan DPR.

Selain masalah syarat ambang batas pencalonan presiden, tambah Tjahjo, ada sejumlah isu krusial lain yang kemungkinan akan menjadi perdebatan di UU Pemilu.

Isu yang menjadi sorotan antara lain terkait sistem proporsional terbuka atau tertutup, kemungkinan calon tunggal, hingga penguatan Badan Pengawas Pemilu.

(Baca: Perindo dan Idaman Siap Gugat UU Pemilu, PSI Masih Pusing Verifikasi)

"Saya yakin semua partai punya strategi, mari kita cari titik temu yang baik sehingga pileg dan pilpres bisa berjalan dengan baik," kata dia.

Partai Perindo dan Partai Idaman sebelumnya mengaku keberatan dengan aturan bahwa hasil pileg 2014 menjadi syarat mengusung capres 2019.

Kedua partai menanggap pemerintah sudah melanggar konstitusi dan akan menggugat ke Mahkamah Konstitusi apabila aturan tersebut diloloskan.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com