Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nepotisme dalam Internal BIN Diharapkan Hilang demi Optimalisasi Kinerja

Kompas.com - 10/09/2016, 05:51 WIB
Dimas Jarot Bayu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti PARA Syndicate, Fahri Huseinsyah mengatakan, unsur nepotisme dalam tubuh Badan Intelijen Negara (BIN) harus segera dihilangkan.

Nepotisme ini, menurut Fahri, dinilainya berasal dari perekrutan calon anggota yang seringkali berasal dari saudara maupun kerabat anggota BIN.

Menurut Fahri, nepotisme sebenarnya dilakukan untuk menjaga kerahasiaan informasi yang dimiliki BIN. Namun, dalam konteks manajerial, nepotisme menjadikan BIN tidak optimal melakukan tugasnya.

"Nepotisme itu kan sebenarnya untuk menjaga kerahasiaan. Akan tetapi dalam konteks manajerial itu sendiri enggak baik," ujar Fahri usai diskusi "Pergantian Kepala BIN: Reformasi Intelijen dan Kontestasi Sipil-Militer" di Jakarta, Jumat (9/9/2016).

Karena saat ada suatu kejanggalan, suatu ketidakoptimalan itu harus dikoreksi, dan organisasi yang baik harus seperti itu.

Menurut Fahri, untuk bisa memberantas praktik nepotisme dalam tubuh BIN, diperlukan adanya keterbukaan dan modernisasi organisasi.

Ini merujuk pada sistem tata kelola organisasi, seperti rekrutmen, manajerial, kaderisasi, dan perluasan cakupan BIN.

"Banyak lembaga sudah melakukan itu. Kaitannya tata kelola organisasi itu sendiri. Rekrutmen, manajerial, kaderisasi, dan perluasan cakupan dari BIN itu sendiri dalam aspek kinerja, jangkauan, dan sebagainya," ujar Fahri.

Fahri menambahkan, BIN perlu menyadari adanya kekurangan dalam internal lembaganya. Sehingga, langkah-langkah perbaikan dapat ditempuh untuk memaksimalkan kinerja BIN.

"BIN harus mengafirmasi adanya perbaikan-perbaikan internal dan juga modernisasi dan transformasi dalam organisasi," tutur Fahri.

Kompas TV Kasus Teror selama Sutiyoso Jadi Kepala BIN
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com