Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

700 WNI Telanjur Berangkat Lewat Manila

Kompas.com - 08/09/2016, 17:02 WIB

JAKARTA, KOMPAS — Jumlah warga negara Indonesia yang akan menunaikan ibadah haji melalui Manila, Filipina, ternyata lebih besar daripada yang terungkap selama ini. Selain 168 WNI yang sudah dipulangkan ke Tanah Air, ada sekitar 700 orang yang telanjur lolos sampai ke Arab Saudi.

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna H Laoly mengungkapkan hal itu saat rapat dengar pendapat dengan Komisi III DPR di Jakarta, Rabu (7/9/2016).

”Ini menjadi persoalan. Dengan paspor Filipina, mereka pasti akan kembali ke Filipina, kemudian diperiksa dan ditahan di Filipina,” ujar Yasonna.

Sebelumnya, 168 WNI ditahan otoritas Filipina saat hendak berangkat ke Arab Saudi karena memiliki paspor Filipina palsu. Setelah melalui perundingan, akhirnya mereka dipulangkan ke Indonesia.

Yasonna menuturkan, berdasarkan informasi dari Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, sudah ada komunikasi antara Presiden Joko Widodo dan Presiden Rodrigo Duterte mengenai hal itu.

”Intinya, mereka bisa langsung kembali ke Indonesia tanpa harus ke Filipina dulu,” katanya.

Karena itu, saat ini, Kedutaan Besar Republik Indonesia di Arab Saudi dan tim dari Kementerian Agama sedang mencari ratusan anggota jemaah haji itu di Arab Saudi.

Menurut Yasonna, ini bukan pekerjaan mudah mengingat ada jutaan anggota jemaah di sana. Kalaupun nanti mereka tak ditemukan dan telanjur kembali ke Manila, Pemerintah Filipina menjanjikan perlakuan terhadap mereka akan sama dengan 168 WNI yang sebelumnya dipulangkan ke Indonesia.

Menurut dia, Pemerintah Filipina tidak akan memidanakan ratusan anggota jemaah haji itu karena mereka korban penipuan.

Pemerintah Indonesia juga melihat hal yang sama. Karena itu, aturan di Pasal 23 Huruf H Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan tidak akan berlaku untuk ratusan anggota jemaah haji itu.

Pasal itu menyebutkan, seseorang kehilangan kewarganegaraannya jika mempunyai paspor atau surat yang bersifat paspor dari negara asing atas namanya.

”Mereka tidak akan kehilangan kewarganegaraan. Perlakuan pada mereka beda dengan orang yang telah secara sukarela disumpah menjadi warga negara lain,” ujarnya.

Pergerakan jemaah diatur

Pergerakan jemaah haji asal Indonesia saat hendak melontar jumrah pada 10-12 Zulhijah (12-14 September) akan diatur. Petugas menyiapkan lampu lalu lintas (traffic light) guna menghindari penumpukan jemaah di Jembatan Jamarat.

Lampu lalu lintas itu untuk pertama kali difasilitasi Muassasah (lembaga bentukan Pemerintah Arab Saudi) Asia Tenggara. Lampu merah, kuning, dan hijau dipasang di setiap maktab (grup tenda) di Mina menjelang pintu menuju Jamarat.

”Lampu merah berarti Jamarat padat. Kuning berarti sedang. Hijau artinya lancar,” kata Irjen Kemenag M Jasin.

Sembari menunggu masa wukuf, jemaah mengurangi aktivitas di luar ruang. Ria Widyawati (41), jemaah asal Bandung, misalnya, memilih tinggal di pemondokan. ”Kami lebih banyak tadarus dan shalat berjemaah,” katanya.

Menurut Ria, sejumlah anggota jemaah kesulitan beradaptasi dengan cuaca di Mekkah yang mencapai 39 derajat celsius. Karena cuaca buruk, sejumlah anggota jemaah terserang batuk dan pilek. (APA/C03)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 8 September 2016, di halaman 15 dengan judul "700 WNI Telanjur Berangkat Lewat Manila"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Nasional
Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Nasional
Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Nasional
Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Nasional
Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Nasional
Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Nasional
Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Nasional
Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
9 Kabupaten dan 1 Kota  Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

9 Kabupaten dan 1 Kota Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

Nasional
KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat 'Dirawat Sampai Sembuh'

KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat "Dirawat Sampai Sembuh"

Nasional
BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

Nasional
BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

Nasional
PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

Nasional
KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com