Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buwas Ingin Kebijakan Presiden Filipina Berantas Narkoba Diterapkan di Indonesia

Kompas.com - 04/09/2016, 20:09 WIB

SUKABUMI, KOMPAS.com - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Budi Waseso menginginkan kebijakan Presiden Filipina Rodrigo Duterte diterapkan di Indonesia dalam memberantas bandar-bandar narkoba.

"Jika kebijakan seperti itu diterapkan maka kami yakin, bandar dan pengguna narkoba di negeri tercinta ini akan menurun drastis," kata Budi Waseso saat di Sukabumi, Minggu (4/9/2016), seperti dikutip Antara.

Menurut dia, tindakan tegas seperti itu harus dilakukan, jika tidak pemberantasan narkoba akan sulit dilakukan.

Walaupun Presiden RI Joko Widodo tidak pernah memberikan maaf (grasi) kepada para bandar narkoba yang terpidana hukuman mati, ia menilai kurang cukup. Pasalnya, masih banyak celah hukum yang bisa dimanfaatkan oleh bandar.

(baca: Presiden Filipina Tolak Bertemu Sekjen PBB Ban Ki-moon)

Selain itu, langkah Duterte yang menjadikan para bandar narkoba seperti hidup dalam neraka dianggapnya adalah hal yang tepat. Akibat ulah bandar tersebut bisa merusak generasi penerus bangsa.

Maka dari itu, kata dia, seluruh pihak harus menyatakan perang kepada narkoba khususnya bandarnya. Bila perlu jangan beri peluang sedikitpun si bandar narkoba bisa menghirup udara yang nyaman.

"Jika kebijakan tersebut diterapkan, saya yang paling depan untuk memberantas para bandar narkoba yang sudah merusak generasi bangsa," tambahnya.

(baca: Disebut Jadi Bandar Narkoba, Pengusaha Filipina Ditembak Orang Tak Dikenal)

Pria yang akrab disapa Buwas ini mengatakan, akibat peredaran barang haram tersebut 40 orang-50 orang di Indonesia meninggal dunia karena penyalahgunaan narkoba.

Sehingga, lebih baik seluruh bandar "dihabisi" dan tidak diberi ampun, daripada generasi penerus bangsa ini rusak. Untuk mereka yang benar-benar hanya kecanduan akan diberikan rehabilitasi.

"Saat ini kita sedang perang dengan narkoba, karena bangsa lain yang ingin merebut Indonesia ini tidak lagi harus mengangkat senjata tetapi hanya dengan mengedarkan barang haram tersebut," kata dia.

(baca; Duterte Publikasikan 150 Nama Pejabat dan Penegak Hukum yang Terlibat Peredaran Narkoba)

Duterte sejak berkuasa telah melakukan serangkaian operasi untuk memberantas peredaran narkoba.

Sejak dilantik pada 30 Juni 2016, aparat keamanan atas printah Duterte telah membunuh hampir 2.000 orang. Para korban tewas karena terkait perang melawan kejahatan narkoba.

 

Duterte menegaskan sebagian besar, yakni sekitar 756 orang, dikonfirmasi tewas dalam serangkaian operasi oleh polisi.

Sedangkan sebagian besar lainnya dilaporkan tewas karena perang antargeng kejahatan itu. (baca: Kendati Tahu Ada Pelanggaran, Duterte Tak Cabut Perintah "Tembak Mati")

Namun, kelompok HAM, beberapa anggota parlemen, dan pengeritik mengatakan, pasukan keamanan terlibat dalam pembunuhan di luar hukum. Hal itu  belum pernah terjadi sebelumnya.

Kompas TV Razia Tempat Hiburan Malam, 22 Orang Ditangkap
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

Nasional
Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Nasional
Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Nasional
Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Nasional
Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Nasional
Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show 'Pick Me Trip in Bali'

Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show "Pick Me Trip in Bali"

Nasional
Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Nasional
Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Nasional
Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Nasional
Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Nasional
Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Nasional
Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Nasional
Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Nasional
Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com