Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Dukung Ahok di Pilkada DKI, PPP Terus Berkomunikasi dengan Partai Lain

Kompas.com - 06/08/2016, 12:29 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekjen Partai Persatuan Pembangunan Arsul Sani menyatakan, partainya terus melakukan komunikasi dengan sejumlah partai politik untuk mencari calon yang tepat dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 mendatang.

Komunikasi dilakukan dengan PDI-P, PAN, Demokrat, Gerindra, PKB dan PKS.

Menurut dia, dalam perjalanannya terjadi kesepakatan untuk tidak mengusung petahana Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

"Jadi memang kesepakatannya itu terjadi adalah sepakat untuk tidak mengusung petahana, sepakat untuk mencarikan pertahanan lawan yang sepadan," kata Arsul saat dihubungi, Sabtu (6/5/2016).

Arsul pun menilai, lawan yang sepadan untuk Ahok saat ini adalah Wali Kota Surabaya yang juga kader PDI-P Tri Rismaharini.

Namun, PPP masih menunggu keputusan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri apakah akan memboyong Risma ke Jakarta.

"Karena memang Bu Risma itu kader PDI-P. Kan etika politiknya, kesantunan politiknya kan harus menunggu dulu dari PDI-P seperti apa," kata Anggota Komisi III DPR ini.

Selain Risma, Arsul juga menilai masih ada calon lain yang potensial seperti Sandiaga Uno yang sudah dipastikan akan maju dari Partai Gerindra.

Arsul meyakini jika dipasangkan dengan sosok yang tepat, Sandiaga juga berpeluang mengalahkan Ahok yang kini sudah didukung Partai Nasdem, Hanura dan Golkar.

"Kalau Pak Sandi sebagaimana yang dijelaskan oleh temen-temen Gerindra posisinya tidak harus jadi Cagub, tidak harus jadi calon DKI 1," ucap Arsul.

Kompas TV PPP Tak Akan Dukung Ahok di Pilkada DKI
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com