JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto mengatakan bahwa Pemerintah Indonesia tidak akan pernah berkompromi dengan kelompok bersenjata Abu Sayyaf.
Wiranto menegaskan, Pemerintah tidak akan mengalah meski ada ancaman yang dilontarkan pihak penyandera 10 anak buah kapal warga negara Indonesia.
"Pemerintah Indonesia tidak akan pernah kompromi dengan terorisme dan perompak. Kami tidak akan mengalah pada ancaman mereka," ujar Wiranto di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Rabu (3/8/2016).
Wiranto mengatakan bahwa ancaman tersebut tidak semata-mata ditujukan kepada sandera, tetapi juga menyandera kehormatan bangsa Indonesia sebagai negara berdaulat.
Menurut dia, saat ini Pemerintah terus berupaya melakukan pembebasan sandera bersama Pemerintah Filipina.
(baca: Kemenlu Anggap Serius Ancaman Pembunuhan Empat ABK Charles)
Seluruh jajaran angkatan bersenjata, kata Wiranto, sudah disiapkan jika sewaktu-waktu dibutuhkan oleh Filipina dalam operasi militer bersama untuk menumpas kelompok Abu Sayyaf.
"Pemerintah tentu sangat paham harapan keluarga. Pihak Filipina sudah rencanakan upaya pembebasan. Butuh satu perencanaan. Kami tunggu kabar dari pihak Filipina dan kami siap jika dibutuhkan bantuan, kami akan bantu," kata mantan Panglima ABRI itu.
Sebelumnya, kelompok Al Habsyi Misaya, salah satu faksi bersenjata Filipina, Abu Sayyaf, mengancam akan membunuh empat ABK kapal tunda Charles, jika tuntutan uang tebusan mereka tidak dipenuhi perusahaan.
"Saya dihubungi orang yang mengaku dari kelompok Al Habsy Misaya, mengancam akan membunuh kru kapal tunda Charles satu per satu jika tuntutan uang tebusan mereka tidak dipenuh," ujar istri Ismail, Mualim I kapal tunda Charles, Dian Megawati, di Samarinda, Rabu (27/7/2016). (Baca: Keluarga Korban Khawatirkan Kesehatan WNI yang Disandera Abu Sayyaf)
Ia mengaku pertama kali ditelepon orang yang mengaku dari kelompok Al Habsy, sekitar pukul 17.17 WITA, Selasa (26/7/2017).
"Orang yang menelpon itu menggunakan bahasa Inggris dan menyampaikan uang tebusan terhadap empat kru kapal tunda Charles yang mereka Tawan sebesar Rp 250 juta peso atau sekitar Rp 69 miliar," kata dia.
(baca: Datangi Kedubes Filipina, Pengunjuk Rasa Desak Pembebasan WNI)
"Setelah menelpon, saya kembali mendapat pesan singkat melalui telepon genggam saya dari nomor Filipina yang kembali menegaskan uang tebusan empat ABK kapal tunda Charles yang mereka minta, yakni 250 juta Peso. Pada pesan singkat berbahasa Inggris itu, mereka menyampaikan agar pesan tersebut juga disampaikan kepada Presiden Republik Indonesia dan media," tutur Megawati.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.