JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan negosiator sandera, Inspektur Jenderal (Pol) Purnawirawan Benny Joshua Mamoto mengusulkan agar dibentuk satu satuan tugas khusus menangani penculikan dan penyanderaan warga negara Indonesia di luar negeri.
"Tugas desk itu memantau seluruh peristiwa penculikan dan penyanderaan di dunia. Harusnya kita membentuk itu," ujar Benny kepada Kompas.com, Rabu (13/7/2016).
Tujuan utama satuan tugas itu, yakni memonitor jika ada WNI yang menjadi korban penculikan atau penyanderaan di penjuru dunia. Selain itu, satgas khusus juga bertugas mempelajari seluk beluk penyanderaan agar pemerintah bisa bertindak tepat jika ada warga negaranya yang jadi korban.
"Tugas desk itu mantau berita. Ada penyanderaan di mana, penculikan di mana, pastikan ada WNI atau tidak," ujar Benny.
(Baca: Abu Sayyaf Kuasai Medan, TNI Diminta Pertimbangkan Kembali Operasi Militer)
"Selain itu, yang lebih penting adalah, jika ada situasi penculikan sekaligus penyanderaan, meski itu bukan WNI, desk itu harus aktif. Kirim email ke sana, mempelajari, bagaimana karakter si penyandera, bagaimana strategi pembebasannya. Ini yang penting," lanjut dia.
Dengan adanya satgas khusus tersebut, pemerintah Indonesia akan lebih aktif dalam mendalami sekaligus memerangi penculikan dan penyanderaan, khususnya yang bersifat transnasional.
"Dengan desk itu juga jaringan intelijen kita akan berkembang. Karena jika ada WNI yang disandera oleh kelompok tertentu, desk khusus pasti sudah punya jalurnya, ke mana ke mana saja harus bergerak," ujar Benny.
(Baca: Jokowi Telepon Presiden Filipina Terkait WNI yang Disandera)
Setelah ia berhasil membebaskan seorang dari tiga orang sandera dari Abu Sayyaf, 2005 silam, Benny yang saat itu masih bertugas di Interpol sudah merekomendasikan pembentukan satgas khusus itu ke Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan. Namun, hingga saat ini satgas itu belum juga terbentuk.
Benny sempat mendengar Menkopolhukam Luhut Binsar Panjaian sempat memunculkan wacana pembentukan crisis center. Ia mengapresiasi wacana itu, namun alangkah baiknya jika bukan hanya sekadar crisis center yang dibentuk, melainkan kelompok tugas khusus mengurusi penculikan dan penyanderaan.
"Saya sarankan jangan sekedar crisis center. Desk khusus itu, juga bisa naik statusnya menjadi crisis center jika ada kejadian penyanderaan. Dan tidak perlu tinggi-tinggi yang bicara di media, cukup Kolonel atau Kombes saja," ujar Benny.