JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator Nasional Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) Masykurudin Hafidz mengaku terkejut mendengar kabar meninggalnya ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Husni Kamil Manik.
Masykurudin mengatakan, sebelumnya tidak ada kabar almarhum Husni menderita sakit atau sedang menjalani perawatan.
"Saya begitu kaget mendengar Bapak Husni Kamil Manik meninggalkan kita secara mendadak. Tidak ada kabar sakit atau sedang dirawat sebelum-sebelumnya," ujar Masykurudin melalui pesan singkat, Jumat (8/7/2016).
(Baca juga: Ketua KPU Awalnya Mengeluh Sakit di Kaki)
Masykurudin menuturkan, perjumpaan terakhir dirinya dengan Husni terjadi saat acara buka bersama dan diskusi membahas peraturan KPU tentang Pilkada Aceh, Papua, dan Jakarta. Menurut dia, Husni tampak sangat sehat, berwajah cerah dengan rambut tertata rapi mendekati klimis.
"Seperti biasa, sambutan Bapak di awal acara, menyebut kami peserta yang hadir satu per satu di luar kepala dengan tambahan apresiasi. Dengan kalimat-kalimat yang pelan, mendalam, logis, dan sangat urut," tuturnya.
Di mata Masykurudin, Husni adalah sosok pemimpin yang terampil mengendalikan situasi bila terjadi silang pendapat.
Ketika berhadapan dengan pihak-pihak yang tidak puas atas keputusan KPU, jawaban yang disampaikan Husni tidak langsung menangkis ketidakpuasan itu, tetapi memberikan penjelasan secara kronologis dan mengarah pada titik temu serta jalan keluar.
Meski terkenal sebagai pribadi yang lembut, tetapi Husni mampu menunjukkan jiwa kepemimpinan yang mandiri, solid, dan terbuka. Hal tersebut, lanjut Masykurudin, menjadi kunci keberhasilan pelaksanaan tahapan pemilu.
Tercatat, KPU telah menyukseskan penyelenggaran Pemilu Legislatif dan Pilpres 2014, pilkada serentak tahap pertama 2015, dan persiapan pilkada serentak 2017.
"Suatu saat saya berdua pernah bertemu dengan Pak Husni. Beliau mengatakan tidak akan mencalonkan (diri) lagi menjadi ketua KPU mendatang dan beralih menjadi pengusaha. Dia juga punya ide besar bagaimana ketatanegaraan ini semakin diperbaiki, yaitu memosisikan KPU sebagai kekuasaan keempat di Indonesia," tuturnya.
"Selamat jalan Ketua, doa kami menyertai," tambahnya kemudian.
(Baca juga: Ini Pesan Terakhir Ketua KPU Sebelum Wafat)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.