LONDON, KOMPAS.com - Nilai tukar mata uang Inggris, poundsterling, kembali melemah terhadap dollar AS. Kali ini mencapai titik terendah dalam 31 tahun.
Penyebabnya adalah kekhawatiran keluarnya Inggris dari Uni Eropa dapat terus menggoyangkan pasar keuangan.
Nilai tukar poundsterling sempat menyentuh 1,2798 per dollar AS. Namun, nilainya menguat lagi ke 1,2940 per dollar AS.
Para analis menyalahkan peringatan bank sentral Inggris, Bank of England, bahwa risiko Brexit terkristalisasi dan kekhawatiran tentang pasar properti komersial Inggris. Kini, poundsterling sudah melemah 14 persen terhadap dollar AS sejak mencapai kisaran 1,50 per dollar AS saat hasil referendum diumumkan.
"Prediksi pesimistis terkait poundsterling menjadi kenyataan. Poundsterling adalah hal utama yang menyangkut kondisi pasar pasca Brexit," jelas Andrew Edwards, CEO ETX Capital.
Terhadap mata uang euro, poundsterling juga melemah 0,4 persen pada level 1,1711 per euro. Level ini merupakan yang terendah sejak tahun 2013 silam.
Pasar saham juga melemah setelah mengalami rally pada pekan lalu. Indeks bursa saham London FTSE 100 melemah 0,5 persen pada perdagangan Rabu (6/7/2016) pada level 6.609,77.
Emiten perusahaan domestik seperti pasar swalayan, pengembang properti, dan perbankan mengalami penurunan saham secara tajam. Saham-saham terkait properti juga terpukul keras pada pekan lalu.
Bursa saham Eropa juga menurun tajam, di mana indeks bursa saham Paris Cac, Frankfurt Dax, dan Madrid Ibex melemah hampir 2 persen.
Sektor keuangan Eropa pun berada di bawah tekanan setelah bank sentral Eropa memperingatkan bahwa Banca Monte dei Paschi di Siena, bank tertua di dunia yang berasal dari Italia memiliki rasio utang buruk yang tinggi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.