Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tito Karnavian Diharapkan Hapus Korupsi di Tubuh Polri

Kompas.com - 17/06/2016, 07:47 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ditunjuknya Komjen Tito Karnavian sebagai calon tunggal kepala Polri seperti menuai harapan baru.

Dengan usia yang lebih muda dan segudang prestasi, diharapkan dia mampu membawa perubahan di instansi Polri, termasuk menumpaskan praktik korupsi yang dianggap sudah membudaya.

Manajer Program Lembaga Studi Pertahanan dan Studi Strategis Indonesia (Lesperssi) Beni Sukadis mengatakan, Tito harus secara tegas menindak adanya permainan uang di Polri dari tingkat bawah hingga pucuknya.

"Di polisi ini kan uang-uang terus sehingga begitu dia jadi Kapolri, dia berikan peringatan. Misalnya, mulai saat ini, tidak ada lagi yang main uang," ujar Beni dalam diskusi di Jakarta, Kamis (16/6/2016).

(Baca: Tito Karnavian, Jenderal Bintang Tiga Termuda dengan Segudang Prestasi)

Namun, peringatan itu harus disertai contoh juga dari Tito agar ditiru bawahannya. Walaupun Tito usianya lebih muda, ketegasan terhadap senior-senior yang jadi bawahannya tetap harus dilakukan. Jika ada bawahannya yang diketahui melanggar, itu harus diusut secara tuntas.

"Harus ada ketegasan sehingga tidak ada gejolak. Kalau tidak bisa rangkul senior, ini masalah baru," kata Beni.

Dalam diskusi tersebut, praktisi hukum Alfons Loemau mengatakan, sudah rahasia publik bahwa ada sisi gelap di tubuh Polri mengenai budaya korupsi dan suap. Misalnya, kata dia, agar bisa naik pangkat, harus ada uang yang diberikan. Untuk sekolah pun, kata Alfons, harus ada pelicin dulu.

(Baca: Catatan Hitam Komjen Tito Karnavian di Tengah Prestasi Pemberantasan Terorisme)

"Bahkan, sejak sekolah di PTIK pun pendidikannya tidak benar. Yang lulus ujian itu yang beli diktat. Ini memang susah kita buktikan, tetapi kalau ada yang menuntut, itu bisa," kata Alfons.

Oleh karena itulah, kehadiran Tito diharapkan bisa mereformasi citra yang sudah melekat tersebut. Ketegasan Tito menindak teroris juga harus sama "bertaringnya" dengan menindak bawahannya yang banyak usianya lebih tua darinya.

"Dia harus berani tegur senior-seniornya. Bagaimana pimpinan mampu berinteraksi dengan jajaran samping dan jajaran bawahnya," kata dia.

Kompas TV Komjen Tito Karnavian Calon Tunggal Kapolri
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com