JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Rahardjo menegaskan, sudah saatnya kementerian/lembaga melakukan pembenahan manajemen keuangan.
Agus mengatakan, pimpinan kementerian/lembaga harus menghilangkan praktik-praktik manajemen keuangan negara yang berpotensi pada pelanggaran tindak pidana.
"Sudah waktunya kita mengubah manajemen (keuangan) negara. Jangan dibiarkan teman-teman main akrobat," ujar Agus dalam acara penyerahan laporan keuangan BPK di gedung Pusdiklat BPK, Kalibata, Jakarta Selatan, Kamis (2/5/2016).
Apalagi, Indonesia saat ini sudah bukan lagi termasuk negara miskin. Indonesia sudah termasuk negara berkembang yang memiliki potensi untuk menjadi negara maju.
"APBN pada waktu Pak SBY pertama kali menjabat (Presiden) hanya Rp 400 triliun, hari ini sudah lebih dari Rp 2.100 triliun. Karena itu mari kita membangun sistem kinerja yang lebih baik lagi," ujar Agus.
Agus kemudian mencontohkan Bripka Seladi yang diyakini berintegritas, tidak menerima suap dan memilih bekerja menjadi pengepul sampah untuk tambahan penghasilan.
(baca: Bripka Seladi Memilih Memulung untuk Menghidupi Keluarga)
Di satu sisi, kesetiaan Seladi pada negara patut diacungi jempol dan diapresiasi. Namun, pada saat yang sama seharusnya negara merasa bersalah atas apa yang terjadi pada Seladi itu.
"Kenapa kita kemudian tidak memberikan kebutuhan yang cukup bagi dia (Seladi)?" ujar Agus.
Agus yakin dengan pengelolaan keuangan yang baik dan benar, kesejahteraan akan terwujud.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.