Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Bisnis" Abu Sayyaf dan Solusi Indonesia

Kompas.com - 10/05/2016, 05:10 WIB

Kelompok Abu Sayyaf (Abu Sayyaf Group/ASG) yang di Filipina lazim disebut "Abus" terkenal karena jaringan penculikan untuk meminta tebusan dan pemenggalan sandera.

Penculikan dan penyanderaan yang mereka lakukan terhadap 14 anak buah kapal dari Indonesia merupakan salah satu contoh.

Tidak hanya penculikan. ASG juga memiliki beragam bisnis dan jejaring teror serta kejahatan internasional dari pusat kekuasaan mereka di wilayah Basuta-Basilan, Sulu, dan Tawi-Tawi, hingga pesisir timur Sabah, Kalimantan Utara, Mindanao, dan Sulawesi Utara.

ASG didirikan oleh Abdurajak Janjalani yang pada 1980-an berperang melawan Uni Soviet di Afganistan. Lino Miani dalam buku The Sulu Arms Market menyatakan, Janjalani berteman dengan Osama Bin Laden.

Setelah Soviet kalah dan mundur dari Afganistan tahun 1989, Janjalani mendirikan al Harakat al Islamiyah kemudian berganti nama menjadi Abu Sayyaf di Pulau Basilan dan mendirikan sejumlah kamp di Pulau Mindanao untuk Al Qaeda.

Selain menculik untuk tebusan, beragam bisnis dijalani ASG. Penyelundupan yang marak antara Kalimantan Utara, pesisir timur Sabah, dan Kepulauan Sulu, hingga Zamboanga adalah sumber pemasukan ASG.

Dalam beberapa kesempatan di pantai timur Sabah di Sandakan, Lahad Datu, dan Tawau, Kompas bertemu dengan beberapa penyelundup asal Pulau Sulu dari etnis Tausug yang sehari-hari berdagang barang kebutuhan pokok produk Indonesia dan Malaysia yang dijual ke Kepulauan Sulu.

"Saya berhubungan dengan semua orang, termasuk keluarga Janjalani," kata salah seorang kontak pedagang Sulu yang sebut saja bernama Waleed dan kini masih aktif berdagang antarpulau dari Sabah ke Kepulauan Sulu.

Seorang pengusaha Indonesia yang memiliki bisnis dari Palangkaraya-Banjarmasin-Samarinda-Tarakan, Sabah, dan Manila juga mengakui hal sama.

"Mereka itu banyak mengambil barang produk Indonesia. Kalau merek rokok buatan Kota Kudus dikirim via Tarakan atau Nunukan lalu masuk Kepulauan Sulu. Kalau rokok buatan Kediri, Jawa Timur masuk via Sulawesi Utara ke Mindanao. Banyak jalan tikus di laut," kata pengusaha yang turun-temurun berbisnis di kawasan tersebut.

Dia menyarankan berhubungan dengan orang-orang Sulu dari berbagai faksi, termasuk Abu Sayyaf, agar membawa oleh-oleh semisal ayam jago.

Pasalnya, di sana budaya menyabung ayam masih hidup dan menjadi hiburan masyarakat dan para tokoh setempat.

"Saya beberapa kali kasih oleh-oleh ayam aduan untuk teman-teman Sulu yang biasa pesan rokok ke Tarakan," katanya.

Didik-bukan nama sebenarnya-mantan mujahidin asal Jawa Tengah mengatakan, selama di Filipina selatan, terutama Mindanao semasa Kamp Hudaibiyah, para mujahidin Indonesia kerap memesan belanjaan dari Indonesia untuk kebutuhan sehari-hari.

"Kami biasa pesan dari pedagang Bugis dengan kapal tradisional yang transit di Kepulauan Sulu, termasuk di Pulau Sulu. Kami saling kenal nama-nama dan siapa yang beraktivitas di sana," katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com