Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerkosaan Itu Hasrat Kekerasan, Bukan Hasrat Seksual

Kompas.com - 07/05/2016, 13:05 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Asosiasi Bimbingan Konseling DKI Jakarta Susi Fitri mengatakan, tindakan pemerkosaan yang dialami oleh Yn bukanlah didorong oleh hasrat seksual, melainkan oleh hasrat kekerasan.

Dalam pemerkosaan, hasrat seksual hanya sebagai alat untuk melakukan kekerasan. "Kekerasan didasari oleh jender. Pemerkosaan itu kebencian terhadap jender," kata Susi saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (7/5/2016).

Susi mengatakan, kebencian terhadap jender dalam pemerkosaan tidak didorong oleh obyek kekerasan. Menurut Susi, pelaku kekerasan sudah memiliki hasrat terhadap kekerasan dan akan menggunakan kekerasan kepada siapa pun yang mungkin dicapai.

"Misal dalam hal perundungan atau bullying, si obyek tidak menstimulasi kekerasan. Siapa yang dianggap lemah, di situ pelaku akan melakukan kekerasan," ucap Susi.

Menurut Susi, hasrat kekerasan bisa dibentuk oleh banyak hal. Di antaranya oleh situasi dan lingkungan yang mendorong terus-menerus terhadap kekerasan.

Susi menambahkan, selama ini pemerkosaan diyakini terjadi karena hasrat seksual. Kata dia, dengan konsepsi seperti itu, perempuan sebagai korban menjadi sah untuk disalahkan.

"Korbannya sih pakai baju begitu, korbannya sih pakai dandan begini. Namun, kita juga lihat banyak sekali perempuan pakai baju mini, tapi dia tidak mengalami pemerkosaan," kata Susi.

Susi mengatakan, minuman keras tidak dapat menjadi alasan seseorang ketika melakukan pemerkosaan. Kata dia, hal ini bisa dilihat dari banyaknya orang mabuk yang tidak memerkosa. Susi meragukan semua pelaku kehilangan kesadaran dalam taraf yang sama.

Seperti diberitakan sebelumnya, Yn adalah seorang siswi SMP di Desa Padang Ulak Tanding, Kecamatan Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu. Pada pertengahan April 2016, YN diperkosa 14 pemuda saat pulang sekolah. Yn ditemukan tewas di dalam jurang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com