JAKARTA, KOMPAS.com — Bupati Bojonegoro Suyoto siap jika dirinya masuk dalam bursa calon gubernur DKI Jakarta. Suyoto pun menunggu keputusan Partai Amanat Nasional, partai tempat dia bernaung.
Sebagai politisi, dia menganalogikan dirinya seperti sopir bus.
"Politisi itu seperti sopir bus. Sopir kalau ditanya, 'mau tugas?', pasti bilangnya mau," kata Suyoto dalam sebuah diskusi di Jakarta, Kamis (14/4/2016).
"Kalau ditanya mau jadi gubernur Jakarta atau di mana pun, jawaban pertama harus bilang siap," ucapnya.
Kang Yoto, sapaan Suyoto, mengakui belum ada penjajakan partai terhadap dirinya. Ia mempersilakan siapa pun jika memang ingin mencalonkan dirinya.
"Saya persilakan diperbincangkan, toh saya ini kan buku terbuka. Apa yang saya kerjakan juga terbuka untuk dikritik dan dibandingkan," ujarnya.
Kang Yoto mengimbau mekanisme kesiapan dirinya masuk dalam bursa calon gubernur DKI Jakarta.
Pertama, ia mau jika ada yang memilih dirinya. Kedua, jika ada partai atau maju secara independen. Ketiga, jika ada biaya untuk kampanye.
"Ketiganya bisa terjadi kalau saling silahturahim, lalu saling cocok. Kalau laku, saya siap, kalau tidak, ya tidak apa-apa," ucapnya.
Saat ditanya apakah akan meninggalkan Bojonegoro, ia pun menjawab.
"Saya tinggal 1,5 tahun lagi di Bojonegoro. Jadi, ini momen yang pas."
Di bawah kepemimpinan Suyoyo, Kabupaten Bojonegoro terpilih menjadi wakil Indonesia sebagai daerah percontohan pada Open Government Partnership (OGP) Subnational Government Pilot Program atau Percontohan Pemerintah Daerah Terbuka.
Kabupaten Bojonegoro merupakan daerah percontohan mewakili Asia bersama kota Seoul di Korea Selatan dan Tbilisi di Georgia.
Kabupaten Bojonegoro terpilih bersama 13 kota besar di dunia dari 45 kota yang mendaftar.