Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDI-P: Persoalan di Kabinet Berasal dari Menteri yang Disebut Profesional

Kompas.com - 07/04/2016, 06:12 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto  mengkritik adanya dikotomi menteri profesional dan menteri asal partai politik selama ini.
Padahal, kata dia, menteri asal parpol juga merupakan profesional.

Sebaliknya, menurut Hasto, sebagian menteri yang selama ini disebut profesional justru menimbulkan masalah dalam pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

"Persoalan-persoalan di kabinet justru berasal dari mereka yang dikatakan profesional," kata Hasto dalam diskusi Satu Meja di Kompas TV, Rabu (6/4/2016) malam.

Hasto memberi contoh BUMN, yang kini dipimpin Rini Soemarno, menghasilkan kebijakan kontradiktif seperti penempatan direksi. (baca: Sekjen PDI-P: Rasanya "Reshuffel" Kabinet Akan Dilakukan)

"Saat ini seolah era direksi-direksi bidang keuangan bisa masuk ke seluruh BUMN. Sampai Bulog pun saat itu yang betul-betul sektor riil diisi orang keuangan. Itu hambatan utama menurut kami," kata Hasto.

Senada disampaikan Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani. Menurut dia, gangguan dalam dunia usaha bukan berasal dari parpol, tetapi menteri yang selama ini disebut profesional. (Baca: Istana: Presiden Berdiskusi "Reshuffle" Kabinet dengan Orang di Sekeliling)

Menurut Hariyadi, 11 paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan pemerintah sebenarnya baik untuk dunia usaha. Namun, kata dia, paket tersebut tidak bisa berjalan baik karena ada masalah kepemimpinan menteri.

Ia memberi contoh waktu tunggu bongkar muat atau dwell time yang selama ini disorot pengusaha, termasuk oleh Presiden Joko Widodo.

Memang, kata dia, proses dwell time kini lebih cepat. Namun, biayanya malah makin besar. (baca: Rizal Ramli Jawab Tantangan Jokowi soal "Dwell Time")

"Cost-nya lebih mahal karena kena tarif progresif. Padahal tujuannya kan pendek dan cost-nya murah. Jadi di dunia usaha sangat terpengaruh kebijakan menterinya," kata Hadiyadi.

"Semakin lambat (Presiden) mengambil keputusan terhadap menteri yang tidak perform, maka semakin sempit peluang kita menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang optimal," tambah dia.

Kompas TV Inilah Rapor Kementerian Setahun Terakhir
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian Hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian Hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Nasional
Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Nasional
KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor Sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor Sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Nasional
Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Nasional
Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Nasional
Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com