JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Pengurus Pusat Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak menegaskan bahwa upaya PP Muhammadiyah dalam mengadvokasi keluarga Siyono jangan diartikan sebagai bentuk dukungan terhadap tindakan terorisme.
Ia menjelaskan, selama ini Muhammadiyah bersikap keras dan mendesak diadakannya otopsi terhadap Siyono karena murni ingin mendampingi orang-orang yang minta bantuan ke Muhammadiyah dalam mencari keadilan.
Ia pun menampik kabar bahwa Muhammadiyah membela keluarga Siyono karena Siyono sendiri adalah bagian dari warga Muhammadiyah.
"Siyono dan keluarganya itu bukan kader Muhammadiyah. Kami tidak tahu apa pertimbangan Suratmi datang ke Muhammadiyah. Saat itu diterima langsung oleh pak Busyro. Dia menyatakan bersedia mendampingi dalam proses mencari keadilan," ujar Dahnil saat memberikan keterangan pers di Kantor Muhammadiyah, Jumat (1/4/2016).
(Baca: Busyro Muqoddas Duga Ada Keanehan di Balik Penolakan Otopsi Siyono oleh Warga)
Lebih lanjut, ia menjelaskan, Muhammadiyah memiliki kewajiban untuk membela mereka yang tertindas dan meminta bantuan. Lagipula, kata Dahnil, Siyono belum benar-benar terbukti apakah ia memang terkait dalam jaringan terorisme.
Ia pun menjelaskan bahwa Muhammadiyah akan terus mendampingi Suratmi dan keluarganya sampai penyebab kematian Siyono telah diketahui.
Upaya ini harus dilihat sebagai usaha Muhammadiyah dalam memberikan kepastian hukum kepada keluarga korban.
(Baca: Ini Alasan Densus 88 Tangkap Siyono...)
"Kami akan terus mendampingi keluarga Siyono meskipun mereka bukan warga Muhammadiyah," ungkap dia.
Sebelumnya, Muhammadiyah telah menyatakan akan tetap melakukan proses otopsi terhadap jenazah Siyono, meskipun mendapat penolakan dari beberapa pihak.
Selain itu, Muhammadiyah pun menyanggupi untuk menampung dan membiayai kehidupan keluarga siyono apabila mereka diusir keluar dari desanya.