Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jaksa Agung Sebut Operasi KPK Terkait Kasus yang Ditangani Kejati DKI

Kompas.com - 01/04/2016, 07:14 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Jaksa Agung Muhammad Prasetyo mengungkapkan bahwa operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ada kaitannya dengan kasus yang sedang ditangani Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta.

Namun, dia memastikan bahwa tidak ada oknum jaksa ataupun Polri dalam operasi tangkap tangan oleh KPK itu.

"Tidak mustahil mungkin ada penumpang gelap yang sedang berusaha untuk memanfaatkan kasus di Kejati DKI (Jakarta)," kata Prasetyo di Kejaksaan Agung, Jakarta, Kamis (31/3/2016).

Dia menuturkan, dari informasi yang diterima kejaksaan, ada tiga orang yang ditangkap KPK dalam operasi tangkap tangan pada Kamis malam.

"Ada tiga orang yang ditangkap. Tidak ada jaksa satu pun di situ," katanya.

(Baca: KPK Pastikan Tak Ada Oknum Jaksa yang Ditangkap Tangan)

Dia juga menyatakan akan mendalami penindakan KPK yang terkait pada kasus di bawah penanganan anak buahnya.

"Kami berusaha bersikap obyektif. Saya katakan sedang didalami," kata Jaksa Agung.

Ketua KPK Agus Rahardjo membenarkan bahwa KPK telah melakukan operasi tangkap tangan pada Kamis malam. Namun, KPK masih menutup rapat soal identitas dan detail kasus yang mereka tangani.

Namun, Agus menuturkan bahwa KPK sudah berhasil mendapat pemberi suap dalam kasus itu. Akan tetapi, tidak ada jaksa yang ditangkap dalam operasi tangkap tangan itu.

Artikel ini berasal dari pemberitaan Tribunnews.com dengan judul "Jaksa Agung Curiga Ada "Penumpang Gelap" Kasus di Kejati DKI"

Kompas TV Ketua KPK : Hukuman Mati Untuk Koruptor - Satu Meja
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com