Menurut dia, fungsi partai politik sebagai pilar demokrasi sampai sejauh ini belum maksimal.
"Saya tidak marah kalau ada orang melakukan deparpolisasi," kata Ade dalam diskusi peluncuran buku Ketua DPR 2009-2014 Marzuki Alie berjudul Penguatan Kelembagaan Wujud Pengabdian di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (17/3/2016).
Ade, yang sudah menjadi anggota DPR selama lima periode ini, mengatakan, sejak era reformasi dimulai, parpol justru semakin tak beraturan.
Dia mengingat saat ikut seleksi caleg Golkar 1997. Menurut dia, rekrutmennya masih cukup baik.
Namun, pada era reformasi, seiring makin banyaknya parpol baru, rekrutmen untuk anggota legislatif hingga kepala daerah cenderung asal-asalan.
"Deparpolisasi tak bisa disalahkan ke orang yang menggiring opini itu. Justru parpol harus introspeksi soal rekrutmen, kedisiplinan, termasuk soal politik uang," ujar Ade.
Hal serupa disampaikan Marzuki Alie. Politisi Partai Demokrat itu menilai, citra DPR selama ini negatif karena instruksi yang diberikan oleh partai politik yang mengirimkan mereka ke Senayan.
"Parpol biang masalah di republik ini," kata Marzuki.
Isu deparpolisasi sebelumnya ramai dibicarakan setelah Basuki Tjahaja Purnama memutuskan maju sebagai calon Gubernur DKI Jakarta lewat jalur independen.